Ngeri! RS Sudah Tak Sanggup Menampung, Jenazah Warga Gaza Terpaksa Disimpan di Truk Es Krim

Jumat 20-10-2023,09:39 WIB
Reporter : Sigit Haryanto
Editor : Septi Maimuna

RADARUTARA.ID- Potret memilukan menyelimuti kondisi warga Gaza di Palestina. Eskalasi perang yang terjadi antara Hamas dan Israel di wilayah Gaza membuat korban jiwa terus berjatuhan.

Bahkan beberapa hari terakhir, ini dilaporkan jika Rumah Sakit (RS) yang ada di jalur Gaza sudah tak sanggup lagi menampung korban jiwa akibat perang Hamas dan Israel. Sampai-sampai, truk es krim yang dingin menjadi alternatif untuk menyimpan jenazah warga di Gaza. 

Dikutip dari laporan Middle East Monitor, Senin 16 Oktober 2023, serangan udara yang dilakukan oleh tentara Israel ke wilayah Gaza sedikitnya sudah merenggut 2.000 lebih nyawa warga Palestina di jalur Gaza. Kondisi, ini pun semakin diperparah oleh tindakan Israel yang memotong pasokan air bersih dan listrik di jalur Gaza. 

Akibatnya, tindakan keji yang dilakukan Israel itu membuat sekitar 2 juta orang di jalur Gaza termasuk RS serta layanan gawat darurat menjadi terdampak. 

BACA JUGA:Selesai Jadi Presiden RI 2024, Jokowi Bakal Terima Uang Pensiun dari Negara, Segini Besarannya

Dalam laporannya, Middle East Monitor, juga sempat menyoroti keberadaan sekitar dua truk es krim yang sempat digunakan untuk penyimpanan mayat atau jenazah warga Gaza. Tindakan menyimpan jenazah pada truk es krim, itu dilakukan sementara sebelum nantinya para jenazah itu diserahkan kepada pihak keluarga. 

Terlihat jelas pada video yang terekam, bahwa jenazah yang dimasukkan ke dalam truk es krim itu merupakan korban-korban pembunuhan atas tindakan keji Israel. 

"Ini adalah truk-truk es krim untuk jenazah. Jenazah yang dibunuh. Sebab tak ada ruang untuk menaruh jenazah-jenazah yang dibunuh, warga Gaza mulai menggunakan truk es krim," ungkap seorang pria yang sempat merekam keberadaan truk es krim tersebut. 

Situasi, ini pun membuat Komisaris Uni Eropa (UE), Thierry Breton, mengirim surat peringatan kepada sejumlah platform online. Tujuannya untuk mengatasi disinformasi tentang perang Hamas dan Israel. 

BACA JUGA:2024, Berharap Pengaspalan Jalan dari Tugu Garuda ke Puskesmas Direalisasikan

Pada pesan, itu Breton, berusaha mengingatkan kepada CEO Google dan Alphabet Sundar Pichai, tentang kewajiban perusahaan terkait moderasi konten sesuai UU Layanan Digital UE. Selanjutnya, pihak-pihak terkait itu diminta agar waspada dengan konten yang menunjukan perang antara Hamas dan Israel pada Youtube. 

"Komisaris Eropa melihat lonjakan konten ilegal dan disinformasi yang disebarluaskan melalui platform tertentu," terangnya

Ditambahkan Breton, Alphabet juga harus merespon tepat waktu setiap pemberitahuan tentang konten ilegal dari UE. Menurutnya, perusahaan harus memiliki langkah mitigasi untuk mengatasi konten disinformasi. Ini, diharapkan layanan berbagi video harus mampu membedakan antara sumber berita yang dapat dipercaya dari Propaganda teroris dengan konten yang dimanipulasi.   

Terpisah, Juru Bicara YouTube, Ivy Choi, menegaskan, bahwa layanan tersebut telah menghapus puluhan ribu video berbahaya. Serta menghentikan ratusan saluran yang kini sedang berlangsung di Gaza. 

"Tim YouTube bekerja sepanjang waktu untuk memantau rekaman berbahaya dan tetap waspada untuk mengambil tindakan cepat jika diperlukan pada semua jenis konten. Termasuk video shorts dan live streaming," tegas Ivy Choi.*

Kategori :