RADARUTARA.ID- Pemerintah pusat sedang mewacanakan ibadah haji tak boleh dilakukan lebih dari satu kali seumur hidup. Langkah, itu terpaksa ditempuh oleh pemerintah Indonesia untuk memotong antrean keberangkatan haji yang begitu panjang.
Menko PMK Muhadjir Effendy, mengatakan, bahwa kewajiban haji bagi yang mampu hanya satu kali. Sehingga ada kesempatan orang lain untuk ikut menjalankan ibadah haji.
Muhadjir, mengungkap apa alasan di balik wacana larangan haji lebih dari sekali tersebut. Diantaranya akibat masa tunggu haji di Indonesia yang cukup lama.
"Dasar dari rencana ini, karena tingginya peminat haji di Indonesia, serta banyak juga yang pergi haji sampai berkali-kali," jelasnya.
"Sehingga berimbas jug pada masa tunggu yang semakin panjang, padahal pergi haji di masa tua itu lebih rentan dan resikonya tinggi," lanjutnya.
BACA JUGA:Didampingi Oleh 3 Khodam Leluhur Sakti, Inilah Rahasia Terpendam Orang Pendiam yang Penuh Kejutan
Selain dari, itu kata Muhadjir, ulama juga sepakat bahwa haji diwajibkan sekali seumur hidup. Jadi, berangkat haji akan diprioritaskan kepada masyarakat yang belum berangkat atau sama sekali belum pernah melaksanakan ibadah haji.
"Sebagian besar ulama sepakat untuk pelaksanaan haji hanya satu kali. Kemudian untuk berikutnya orang lainlah orang yang belum haji lah yang lebih berhak untuk naik haji dibanding mereka yang sudah naik haji," katanya.
Disarankan Muhadjir, masyarakat yang sekedar rindu pergi ke Tanah Suci haji disarankan untuk memilih umrah, karena waktunya lebih fleksibel dan bisa kapan saja.
"Salah satu solusi jika kangen ibadah di tanah suci, umat muslim bisa memilih melaksanakan umrah atau sering juga disebut haji kecil," tuturnya.
BACA JUGA:Menabrak Kucing Tidak Sengaja Sampai Mati, Bisa Kena Sial? Begini Hukumnya Menurut Al-Quran
Lagi, Muhadjir, ibadah haji hanya cukup dilakukan sekali. Dia juga mencontohkan dirinya yang tidak pernah naik haji selama jadi menteri.
"Sekali seumur hidup saja dan rasanya itu sudah sangat cukup," pungkasnya.
Masih dia, Indonesia perlu melakukan transformasi penyelenggaraan haji agar tetap dapat menjaga kesehatan jemaah selama beribadah hingga kembali pulang ke rumah.
"Wacana ini perlu dibahas karena jemaah haji yang semakin menua berimplikasi terhadap kesehatan," ungkap Muhadjir, dikutip dari siaran pers di situs Kemenko PMK.