RADARUTARA.ID - Peperangan perebutan kekuasaan di kerajaan jin yang ada di Gunung Kerinci menimbulkan banyak korban. Salah satunya kematian istri raja, yang tak lain ibu dari Wagra Syailendra yang kini berada di Curug Sawer, Sukabumi, tepatnya di Kawasan Pegunungan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.
Lantaran kejadian ini, Wagra Syailendra atau Maung Bodas memilih pergi ke pulau Jawa menemui sahabatnya Sanghyang Lohdaya yang ada di Gunung Ciremai.
Setelah mengetahui peristiwa itu, Sanghyang Lohdaya memberikan tempat pada Wagra Syailendra untuk mendirikan keraton bersama keluarga dan pasukannya di Curug Sawer.
Usai kejadian ini, Wagra Syailendra membalas kebaikan Sanghyang Lohdaya dengan ikut membantu Prabu Siliwangi.
BACA JUGA:Ini Sosok Dewi Lanjar Sebenarnya, Ratu Pesugihan Paling Licik Sejagad
Sebenarnya Ia mendapat dukungan penuh dari jin-jin terkuat di pulau Jawa, tapi Wagra Syailendra memilih tetap tidak melakukan penyerangan balasan ke Gunung Kerinci untuk kembali merebut takhta kerajaan yang sebenarnya diamanatkan untuknya.
Perebutan kekuasaan ini sendiri dilakukan oleh saudara atau kakak Wagra Syailendra yang tak terima Wagra Syailendra sebagai anak bungsu dijadikan putra mahkota oleh ayahnya.
Lantaran hal inilah yang membuat Wagra Syailendra tak mau kembali ke Sumatera untuk merebut kerajaan tersebut.
Wagra Syailendra tidak ingin ada pertumpahan darah dan memilih membiarkan kerajaan itu dipimpin oleh kakaknya.
BACA JUGA:Mengenal Wagra Syailendra, Maung Bodas Pengawal Prabu Siliwangi dari Gunung Kerinci
Selain itu, meski Sanghyang Lohdaya akhirnya dengan kemauannya sendiri memeluk agama Islam setelah bertemu Kian Santang, namun hal ini tidak membuat Sanghyang Lohdaya lantas memusuhi Wagra Syailendra yang belum memeluk agama Islam. Justru persahabatan mereka kian erat lantaran ikatan yang kuat, rasa saling menyayangi dan menghargai di antara keduanya.
Bahkan, ketika Wagra Syailang, anak Wagra Syailendra yang menjadi murid sekaligus sudah dianggap anak oleh Sanghyang Lohdaya ikut memeluk agama Islam, Wagra Syailendra merestui dan tak melarangnya.
Hal-hal inilah yang membuat Wagra Syailendra merasa sudah mendapat ketentraman di pulau Jawa dan bisa hidup tenang berdampingan dengan Sanghyang Lohdaya, Sanghyang Agni, dan saudaranya yang lain.
Demikianlah kisah tentang mengapa Wagra Syailendra tak kembali ke Gunung Kerinci dan memilih menetap di pulau Jawa. *