NAPAL PUTIH RU.ID - Sejak tanggal 24 Oktober hingga Jumat (28/10) hari ini, seluruh sekolah negeri di wilayah kerja Korwil Pendidikan Kecamatan Ulok Kupai dan Kecamatan Napal Putih tengah melaksanakan kegiatan assesment nasional berbasis komputer (ANBK). ANBK sendiri adalah program evaluasi yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) guna meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.
Dalam praktiknya, ANBK hadir menggantikan Ujian Nasional dengan melakukan berbagai penyempurnaan. Diantaranya, ditambahkan aspek kognitif, non-kognitif serta penggunaan teknologi sebagai instrumen ukurnya. Sehingga, pada dasarnya ANBK berbeda dengan Ujian Nasional (UN). Karena pelaksanaan ANBK tidak menentukan kelulusan, hasil ANBK tidak memuat skor atau nilai peserta didik secara individu. Tetapi proses ini dilakukan murni untuk mengukur mutu pendidikan, yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar perbaikan pembelajaran. Dimana ANBK hanya diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI.
Sayangnya, kegiatan ANBK yang dilaksanakan oleh sekolah negeri di wilayah kerja Korwil Pendidikan Ulok Kupai dan Napal Putih, ini belum bisa dilaksanakan secara maksimal dan harus dilaksanakan beberapa sesi atau gelombang. Ini, terjadi karena dari total 26 sekolah negeri di wilayah kerja Korwil Pendidikan Ulok Kupai dan Napal Putih hanya ada 9 desa sekolah negeri yang sudah memiliki fasilitas IT berupa perangkat lunak yang mendukung pelaksanaan ANBK.
"Alhamdulillah ANBK di sekolah sudah berlangsung. Namun pelaksanaanya harus dilaksanakan secara bergelombang. Ini dikarenakan keterbatasan alat lunak penunjang ANBK seperti server, jaringan internet dan chromebook yang dimiliki sekolah masih terbatas jumlahnya. Sampai saat, ini dari total 26 sekolah negeri di wilayah kita hanya 9 sekolah negeri yang sudah memiliki fasilitas ANBK, itu," ungkap Ketua Korwil Pendidikan Ulok Kupai dan Napal Putih, Purnomo, S.Pd.
Diungkapkan Purnomo, akibat keterbatasan fasilitas ANBK. Maka seperti siswa/i di SDN Lebong Tandai harus mengikuti ANBK dengan turun ke sekolah lain yang ada di Air Tenang. Sementara untuk beberapa sekolah lain yang belum memiliki perangkat lunak sendiri tetap melaksanakan ANBK secara mandiri tapi, dengan cara meminjam perangkat lunak dari beberapa SMP.
"Seperti siswa di Lebong Tandai, itu harus turun ke sekolah lain. Karena operator dan perangkat alat lunak penunjang ANBK kepada sekolah di Lebong Tandai belum ada. Dan kondisi yang sama juga diikuti oleh sekolah lain yang sama-sama belum memiliki fasilitas perangkat lunak sendiri," bebernya.
Lebih jauh Purnomo, menegaskan. Bahwa kekurangan fasilitas perangkat lunak ANBK yang masih dialami oleh sebagain besar sekolah negeri di wilayah kerjanya, itu telah diusulkan kepada dinas terkait. Purnomo berharap, setiap tahunnya pengadaan fasilitas alat lunak ANBK bagi sekolah yang sampai hari, ini belum memiliki alat tersebut dapat diupayakan oleh dinas terkait.
"Setiap tahun selalu kita usulkan. Kebetulan saat, ini yang sudah terealisasi baru ada 9 sekolah. Kita berharap di tahun berikutnya nanti pengadaan alat lunak ANBK, ini kembali diupayakan oleh dinas terkait untuk sekolah-sekolah yang membutuhkan atau sama sekali belum memilikinya," pinta Ketua Korwil. *