ARGA MAKMUR - Harga komoditas karet dalam dua bulan terakhir ini terus menurun. Sejumlah petani karet di Kabupaten Bengkulu Utara-pun mengeluhkan sikap pemerintah yang seolah-olah tak kunjung mampu menemukan solusi. Bahkan, wacana pembangunan pabrik karet yang pernah didengungkan pun kini tak terdengar lagi. Padahal, pembangunan pabrik karet ini sangat ditunggu-tunggu oleh petani. Rudi salah seorang petani di Kecamatan Air Besi mengaku tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya lagi. Sebab, kebun karet seluas 1 hektar yang selama ini menjadi penopang ekonomi rumah tangganya, tak mampu lagi mencukupinya. \"Sekarang harga karet tinggal Rp 5.000 per kilogram. Jika rata-rata 80 Kg karet setiap minggu, itu artinya dalam sebulan hanya mampu menghasilkan Rp 1.600.000. Dengan harga kebutuhan saat ini uang tersebut tidak lah cukup lagi,\" ujarnya. Menyikapi fenomena penurunan harga karet yang terus menerus terjadi dalam dua bulan terkahir ini. Ia mengaku harus mencari kerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya itu. \"Kami berharap, pemerintah juga memikirkan nasib kami para petani karet. Kami berharap, harga karet bisa naik lagi di angka Rp 9.000,\" pintanya. Terpisah, Ketua FKKD Air Besi, Doni Iswandi menyikapi penurunan harga karet ini, berharap pemerintah daerah serius dalam merealisasikam rencana pembangunan pabrik karet di Bengkulu Utara. Ia optimis, dengan adanya pembangunan pabrik itu, akan berdampak pada peningkatan nilai jual karet di Bengkulu Utara. \"Kami sangat menunggu. Setidaknya itu bisa menjadi daya saing pabrik-pabrik karet lain dan mengurangi biaya pengiriman barang ke pabrik. Itu artinya, harga jual karet petani bisa lebih meningkat lagi kedepannya,\" tandas Doni. (sfa)
Realisasi Pabrik Karet Ditunggu Warga
Kamis 20-02-2020,14:06 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :