Dampak Kemarau Mulai Terasa, Petani Terancam Tak Bisa Produksi Padi di Musim Tanam ke Dua
Dampak Kemarau Mulai Terasa, Petani Terancam Tak Bisa Produksi Padi di Musim Tanam ke Dua--
RADARUTARA.ID- Siklus kemarau yang sempat di prediksi oleh BMKG dan yang saat, ini mulai terjadi kepada beberapa daerah di Pulau Jawa sepertinya mulai dirasakan oleh petani di Bengkulu. Kondisi, ini pun mulai membuat petani di lingkungan Desa Karya Jaya, Kecamatan Marga Sakti Sebelat (MSS) berpikir ulang untuk memulai musim tanam pada periode ke dua tahun 2024 ini.
Pasalnya sejak beberapa pekan terakhir, intensitas hujan yang turun di wilayah Kecamatan MSS dan sekitarnya mulai berkurang dan kondisi itu mengakibatkan stok air di areal bendungan Air Mumbang yang menjadi andalan bagi petani untuk mengairi lahan persawahan saat, ini terpantau mulai susut.
"Kita lihat beberapa hari ini kedepan ini. Jika dalam waktu dekat hujan tidak kunjung turun, mungkin petani akan menunda musim tanam ke dua yang sudah direncanakan. Karena kebutuhan air untuk mengolah tanah persawahan saat, ini saja mulai berkurang," ungkap tenaga PPL Pertanian Kecamatan MSS, Ari, Jumat (19/7).
BACA JUGA:Sambut HUT RI ke 79, Ini Pesan Camat ke Desa dan Masyarakat
Sebaliknya, kata Ari, apabila dalam waktu dekat ini hujan turun. Maka kemungkinan besar petani bisa melanjutkan proses pengolahan tanah ke penyemaian bibit padi.
"Dari proses pengolahan tanah sampai ke tahap penanaman ini membutuhkan proses panjang dan harus didukung oleh stok air yang cukup. Kalau dalam waktu dekat ini nanti hujan turun, kemungkinan besar padi bisa ditanam oleh petani. Tapi kalau hujan tidak turun, terpaksa musim tenam harus ditunda dari pada nantinya menimbulkan resiko besar bagi petani," tandasnya.
Diakui Ari, sejumlah alat bantu pertanian seperti mesin pompa air memang sudah dimiliki oleh kelompok tani. Tapi, keberadaan alat-alat tersebut tidak akan berfungsi apabila tidak didukung oleh stok air di areal bendungan.
"Mesin sedot air kita ada. Tapi, jika stok air di bendungan tidak ada tentu mesin tersebut tidak bisa difungsikan. Selain, itu jika musim tanam tetap dipaksakan, maka petani membutuhkan biaya operasional yang lebih besar. Beda halnya jika posisi padi saat ini sudah tertanam, kebutuhan air masih bisa kita usahakan dan operasional yang dibutuhkan tidak terlalu besar," demikian Ari.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: