Wah, Bahan Bakar Ini Bakal Digunakan untuk Mengganti BBM Bensin

Wah, Bahan Bakar Ini Bakal Digunakan untuk Mengganti BBM Bensin

Wah, Bahan Bakar Ini Bakal Digunakan untuk Mengganti BBM Bensin--

RADARUTARA.ID- Saat ini pemerintah terus berupaya untuk mengembangkan bioetanol sebagai campuran pada Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa hal ini dilakukan untuk  menurunkan impor produk BBM yang acap kali membuat  keuangan negara jadi boncos. Selain itu nantinya dengan program bioetanol sebagai campuran BBM jenis bensin dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.

"Kita sekarang berencana untuk mendorong agar  bioetanol masuk menggantikan bensin. Dengan begitu polusi udara ini juga bisa dikurangin cepat. Karena sulfur yang ini kan hampir 500 ppm. Kita mau sulfurnya itu 50 ppm," kata Luhut.

Diungkapkannya pula, saat ini  PT Pertamina (Persero) masih terus berupaya untuk  mengembangkan produk bahan bakar ramah lingkungan tersebut. 

"Nah kalau ini semua berjalan dengan baik itu dari situ saya kira kita bisa menghemat lagi," katanya.

BACA JUGA:Ini Rekomendasi Ban Motor yang Cocok untuk Dijadikan Tubles

Sementara itu,Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan pihaknya masih berdiskusi mengenai program campuran bioetanol untuk BBM, apakah dimulai dari 2,5% dulu atau 5%.

"Nah ini akan kita akselerasi, sedang dibahas ya, apakah goes to Bioetanol 5% atau E5 (Ethanol 5%) dulu, atau goes to Bioetanol 2,5% dulu, mungkin Pertamina sedang diskusi untuk hal ini, karena resource kita yang menyediakan bioetanol itu tidak banyak," kata dia 

Eniya membeberkan dari 13 industri bioetanol yang ada saat ini, setidaknya hanya 2 industri yang baru memenuhi kriteria untuk bisa masuk sebagai fuel grade.

"Nah ini kita ingin akselerasi industri juga, dari 13 industri bioetanol yang ada, hanya dua yang memenuhi kriteria untuk bisa masuk sebagai fuel grid, yang lain adalah food grid," kata dia.

Menurut Eniya, program campuran bioetanol untuk BBM sendiri sejatinya sudah ada. Namun sayang, sampai saat ini pencapaian masih nihil, padahal pada 2025 ditargetkan Indonesia sudah capai bioetanol 20%.

"Nah dari dulu program bioetanol ini sudah ada, regulasi di Kementerian ESDM sudah banyak, bahkan sampai 2025 harusnya kita sudah capai 20% bioetanol, tetapi sama sekali sampai sekarang nol," ujarnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: