Serba-serbi Mahar Kursi Dewan di Bengkulu Utara, Kredibilitas Tim Sukses Dipertaruhkan

Serba-serbi Mahar Kursi Dewan di Bengkulu Utara, Kredibilitas Tim Sukses Dipertaruhkan

Ini besaran mahar Caleg untuk jadi anggota DPRD--

ARGA MAKMUR, RADARUTARA.ID - Modal untuk maju sebagai calon legislatif membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun begitu, menjadi anggota DPRD  masih menjadi jabatan yang diidamkan oleh banyak orang khususnya di Kabupaten Bengkulu Utara. 

Mulai dari incumbent, pensiun ASN, mantan Kepala Desa, pengusaha bahkan kaum milenial turut mendaftar sebagai peserta pemilu.

Menariknya, para calon legislatif ini rela mengeluarkan uang ratusan juta bahkan miliaran rupiah demi bisa memuluskan langkahnya untuk duduk sebagai wakil rakyat.

Sementara, mahar tersebut apakah bisa menjamin akan meraih kursi dan duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Bengkulu?

Jawabannya tentu tidak, menurut penelusuran radarutara.id dari berbagai sumber, ada caleg di Kabupaten Bengkulu Utara rela menyiapkan mahar minimal Rp500 juta demi mendapatkan kursi di dewan.

BACA JUGA:4 Lagu Daerah Bengkulu Beserta Makna yang yang Terkandung di Dalam Liriknya

Lantas apakah anggaran tersebut sesuai prediksi caleg akan mendulang suara pada perhitungan suara di masing-masing tempat pemungutan suara (TPS)? 

Menurut sumber yang tak ingin disebutkan identitasnya, ia telah menjadi bagian tim sukses serta tim keluarga dari salah satu caleg sudah sejak lama.

Pendataan secara masif telah dilakukan sebelum dilakukan pencoblosan. Ia membeberkan, mahar amplop yang dibagikan kepada calon pemilih tak sebanding dengan perolehan suara pasca pencoblosan.

Lebih parahnya lagi, budaya 'amplop' suara ditahun ini, lebih buruk dari Pemilu pada periode sebelumnya, yaitu tahun 2019.

"Bayangkan, di desa A didata sebanyak 500 orang, pada saat pencoblosan suara yang muncul hanya 79 suara, kan sangat tidak rasional," jelasnya.

BACA JUGA:Hari Ini Seluruh Logistik Pemilu 2024 di PPS Ditargetkan Tiba di Gudang PPK, Termasuk Logistik dari TPS Sulit

Artinya, ia mengaku caleg tidak hanya butuh modal saja, namun strategi dalam berpolitik juga perlu diperhatikan, sehingga sejalan dengan harapan para caleg.

"Dan kondisi ini tidak dialami caleg pendatang baru saja, caleg incumben juga merasakan hal yang sama," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: