Siapa Sangka? Amalan Sholeh ini Memiliki Keutamaan dari 2 Kali Haji dan 20 Kali Umroh

Siapa Sangka? Amalan Sholeh ini Memiliki Keutamaan dari 2 Kali Haji dan 20 Kali Umroh

Siapa Sangka? Amalan Sholeh ini Memiliki Keutamaan dari 2 akali Haji dan 20 Kali Umroh--

RADARUTARA.ID- Disebutkan, bahwa ibadah haji memiliki nilai pahala yang luar biasa besarnya. Sehingga mereka yang mengerjakannya pantas mendapat imbalan surga. 

Di sisi lain, Rasulullah SAW, juga pernah menyebutkan pada riwayat Bukhari, Muslim, At-Turmidzi, An-Nassai, Ibnu Majah, bahwa orang berhaji dengan benar akan diampuni dosanya seperti orang baru dilahirkan. 

Namun tidak semua orang berhasil menjalankan ibadah haji dengan beragam faktor seperti ekonomi dan lain sebagainya. 

Tapi tak perlu khawatir, ternyata ada juga amal Sholeh yang memiliki keutamaan dari pada ganjaran bagi orang yang melaksanakan ibadah haji. Ini, mengacu kepada pendapat dari sebagian ulama. 

Dikatakan Fudhal bin Iyadh, kesalehan sosial adalah berupa kejujuran pada takaran atau timbangan pada transaksi memiliki ganjaran dua kali lipat pahala ibadah haji dan 20 kali pahala ibadah umrah. Berikut penjelasannya mengutip dari laman NU Online. 

BACA JUGA:6 Zodiak Wanita yang Disebut Idaman Mertua, Garis Tangan Sukses, Rezeki Lancar dan Kaya Raya

Kejujuran pada Timbangan dalam Muamalah

Dalam kitabnya Ihya Ulumuddin miliknya, Imam Al-Ghazali, menceritakan bagai mana Fudhail bin Iyadh, mengapresiasi anaknya yang jujur dalam takaran atau timbangan. 

ونظر فضيل إلى ابنه وهو يغسل دينارا يريد أن يصرفه ويزيل تكحيله وينقيه حتى لا يزيد وزنه بسبب ذلك فقال يا بني فعلك هذا أفضل من حجتين وعشرين عمرة

Artinya: “Fudhail bin Iyadh menyaksikan anaknya yang sedang mencuci sekeping dinar yang ingin digunakan. Ia menyaksikan anaknya yang sedang berusaha menghilangkan karat dan membersihkannya sehingga bobot takarannya tidak bertambah karenanya.

Fudhail lalu berkata, ‘Nak, apa yang kaulakukan lebih utama daripada pahala dua kali ibadah haji dan 20 kali ibadah umrah,’” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2009 M/1429-1430 H], juz II, halaman 89).  

Soal kejujuran dalam timbangan mendapat perhatian besar dalam Islam. Kejujuran dalam timbangan atau takaran membangun kepercayaan pihak yang terlibat dalam transaksi. Kejujuran dalam timbangan ini juga membawa keuntungan dan maslahatan bagi semua pihak.

BACA JUGA:Praktis dan Tidak Repot, Begini Cara Pinjam Uang Rp700 Ribu Lewat DANA Premium

Sebaliknya, Al-Qur’an memperingatkan agar kita menjauhi sikap tidak jujur atau curang dalam timbangan atau takaran. Al-Qur’an bahkan menamakan secara khusus surat di dalamnya dengan “Surah Orang-orang yang Curang.”

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ ٱلَّذِينَ إِذَا ٱكْتَالُوا۟ عَلَى ٱلنَّاسِ يَسْتَوْفُونَ وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ أَلَا يَظُنُّ أُولَٰئِكَ أَنَّهُم مَّبْعُوثُونَ لِيَوْمٍ عَظِيمٍ

Artinya:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: