3 Penyebab Lengsernya Soeharto dari Kursi Presiden RI

3 Penyebab Lengsernya Soeharto dari Kursi Presiden RI

3 Penyebab Lengsernya Soeharto dari Kursi Presiden RI--

RADARUTARA.ID - Presiden Soeharto resmi mengundurkan diri dari kursi presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Sebagai informasi, Presiden Soeharto sudah berkuasa selama 32 tahun.

Mundurnya Soeharto juga digantikan oleh wakilnya, yakni BJ Habibie. Mundurnya Soeharto ini memberi tanda berakhirnya orde baru serta dimulainya reformasi.

Di tahun 1998, aksi demonstrasi mahasiswa makin terus terjadi. Mereka menuntutnya adanya reformasi sistem pemerintah Indonesia yang dianggap banyak melakukan korupsi, kolusi hingga nepotisme.

Berikut ini faktor yang membuat soeharto terpaksa mengundurkan diri dari kursi presiden:

BACA JUGA:Ingin Hasilkan Uang dari FB Pro? Yuk, Pelajari Syarat dan Cara Aktifkan Monetisasinya

1. Empat Mahasiswa Universitas Trisakti Tewas

Ditanggal 12 Mei 1998, empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas saat melakukan aksi demonstrasi menuntut Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri.

Insiden meninggalnya 4 orang mahasiswa Universitas Trisakti menyebabkan kemarahan. Keesokan harinya, di tanggal 13-15 Mei 1998 terjadi kerusuhan, pembakaran sampai penjarahan di berbagai kota di Tanag Air. Salah satunya di Yogya Plaza Klender, atau saat ini dikenal dengan City Plaza Klender, dibakar dan diperkirakan ada 400 orang yang meninggal dunia.

2. Mahasiswa Duduki Gedung DPR

Mahasiswa dan aktivis dari berbagai daerah bergabung di Jakarta dengan tujuan yang sama yakni mendesak Soeharto agar segera mundur. Puncak demonstrasi yaitu saat mahasiswa berhasil menduduki Gedung DPR/MPR RI di Senayan, Jakarta pada tanggal 18 Mei 1998.

BACA JUGA:Begini Penyebab dan Cara Tepat Menangani Diabetes di Usia Muda

3. Pidato Harmoko

Di tanggal 18 Mei 1998 sore, saat mahasiswa tengah melakukan aksi demonstrasi, Harmoko yang menjadi Menteri Penerangan di era Orde Baru mengungkapkan pidatonya di hadapan para demonstrans.

Harmoko mengharapkan agar Soeharto mengundurkan diri dengan bijaksana. Tetapi menurut Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto, pernyataan Harmoko adalah pendapat dan hanya dari sikap individu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: