Perjalanan Syekh Athaillah Mengislamkan Penguasa Ghaib Pantai Selatan Sanghyang Baruna

Perjalanan Syekh Athaillah Mengislamkan Penguasa Ghaib Pantai Selatan Sanghyang Baruna

Perjalanan Syekh Athaillah Mengislamkan Penguasa Ghaib Pantai Selatan Sanghyang Baruna.--

BACA JUGA:Kenang Kepergian Sang Anak, Ridwan Kamil Kembali Sambangi Sungai Aare

Pengislaman Kuncung Hideung dilakukan oleh salah satu murid Syekh Athaillah di kawasan Telaga Warna Cianjur Bogor. Kuncung Hideung diberi nama muslim Muhammad Rohmat Suci oleh Syekh Athaillah sebagai penghormatan kepada Raden Kian Santang yang telah menginspirasi Kuncung Hideung untuk memeluk Islam.

Kuncung Hideung juga harus pergi ke Ujung Kulon selama 40 hari untuk memperdalam pemahaman tentang Islam. Setelah pengislaman Kuncung Hideung, terjadi konflik antara pasukan Kuncung Hideung yang tidak setuju dengan keislamannya.

Dampak dari konflik di alam ghaib ini juga mempengaruhi kehidupan manusia, terjadi gempa yang mengguncang wilayah Cianjur dan sekitarnya.

Pangeran Srindoyo adalah salah satu tokoh yang juga mengalami pengislaman. Pengislaman Pangeran Srindoyo dilakukan di Gunung Srandil, Cilacap, Jawa Tengah. Pangeran Srindoyo mengucapkan dua kalimat Syahadat di depan Syekh Athaillah dengan bimbingan salah satu muridnya. Saat pengislaman, hadir pula Sanghyang Braja Dharma dan Sanghyang Agni Bagaswara yang telah tertarik dengan ajaran Islam.

BACA JUGA:Pendaftaran CPNS dan PPPK 2023 Diperpanjang, Ini 4 Instansi yang Sepi Peminat, Besar Peluang untuk Lulus!

Kehadiran kedua Sanghyang ini membuat Sanghyang Baruna sangat marah. Dengan diam-diam, Sanghyang Baruna menyerang wilayah kekuasaan Sanghyang Braja Dharma di istana Gunung Galunggung. Serangan ini menyebabkan dua orang pendamping Sanghyang Braja Dharma meninggal dunia, dan fenomena alam berupa gempa bumi terjadi pada saat yang bersamaan.

Sanghyang Braja Dharma juga menarik minat dan keinginan Sanghyang Baruna. Sanghyang Baruna menyerang dan menghancurkan istananya di Gunung Galunggung. Hal ini karena Sanghyang Baruna tidak ingin Sanghyang Braja Dharma bergabung dengan Sanghyang Lodaya.

Setelah mengetahui bahwa istana Gunung Galunggung hancur, Pangeran Lodaya marah dan memutuskan untuk menantang Baruna di Laut Selatan.

Terjadilah pertarungan dahsyat antara Pangeran Lodaya dan Sanghyang Baruna, yang mengakibatkan ombak yang tinggi dan gempa bumi di alam nyata. Di tengah pertarungan dengan Baruna, Pangeran Lodaya menyuruh Sanghyang Braja Dharma untuk menemui Syekh Athaillah yang saat itu berada di kawasan makam Prabu Geusan Ulun Dayeuh Luhur Sumedang.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: