Pemerintah Putuskan Pertamax Jadi BBM Subsidi, Berikut Keterangan Sekjen ESDM

Pemerintah Putuskan Pertamax Jadi BBM Subsidi, Berikut Keterangan Sekjen ESDM

Pemerintah Putuskan Pertamax Jadi BBM Subsidi, Berikut Keterangan Sekjen ESDM--

RADARUTARA.ID- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengusulkan Pertamax (RON 92) untuk dijadikan BBM bersubsidi. Keputusan ini, pun nantinya akan turut dibahas pada rapat terbatas mengenai polisi udara di Istana Negara, Senin (28/8).

Kabar, itu disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian (Sekjen) ESDM, Dadan Kusdiana, setelah penandatanganan MoU tentang Lokasi dan Suplai Tenaga Listrik untuk Produksi Hidrogen Hijau di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.

"Masih menunggu informasi lebih lanjut, saat ini masih pembahasan di kabinet," jelas Dadan.

Melansir agenda Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (28/8), pada pukul 14.00 beliau direncanakan akan mengadakan rapat terbatas tentang Lanjutan Pembahasan Peningkatan Kualitas Udara Kawasan Jabodetabek.

BACA JUGA:Hindari Jalan Ini, Ada Truk Terguling di Jalan Lintas Arga Makmur- Padang Jaya, Jalan Macet Total

Dadan, juga menyampaikan rencana untuk membatasi penyaluran BBM jenis Pertalite (RON 90). Di satu sisi, pihak instansi juga berencana memberikan subsidi kepada BBM jenis Pertamax.

Pembatasan BBM Pertalite menurut, Dadan, saat ini masih di tingkat pembahasan internal. Karena, keputusan itu masih memerlukan mempertimbangkan dari sisi teknis maupun ekonomi.

Kita akan melihat lebih dalam dari berbagai sisi, baik regulasi, ekonomi maupun teknis. Tapi kami masih bahas di internal," ujar Dadan dilansir pada pertemuannya di Bali, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:Tak Perlu Pake Kartu, Kini Tarik Tunai di ATM Bisa Lewat BRImo

Masih Dadan, pembahasan internal itu pun termasuk dengan rencana mengalokasikan anggaran BBM subsidi untuk Pertamax.

"Itu termasuk yang sedang dibahas," imbuhnya. 

Dadan mengatakan, pembahasan ini digelar karena bahan bakar dengan tingkat oktan rendah semisal Pertalite punya peluang lebih besar untuk menyumbang polusi udara.

Di lain sisi, semakin tinggi nilai oktan atau research octane number (RON) yang terkandung di dalamnya, maka pembuangan emisinya juga akan lebih sedikit.

"Target utama saat ini adalah mengurangi angka emisi dan salah satu cara yang mungkin dilaksanakan adalah dengan peningakatan oktan untuk bahan bakar," tutupnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: