Rembuk Stunting, Pemerintah Diminta Optimalkan Anggaran untuk Pemberian Makanan Bergizi Tambahan

Rembuk Stunting, Pemerintah Diminta Optimalkan Anggaran untuk Pemberian Makanan Bergizi Tambahan

Ilustrasi stunting--

NAPAL PUTIH, RADARUTARA.ID- Kepala Puskesmas Perawatan Napal Putih, Juniyanto, S.ST, memastikan. Bahwa dalam tahun 2023, ini tidak ada desa di wilayah kerjanya yang menjadi lokus penanganan stunting.

Kendati demikian, Juniyanto, mengungkapkan, bukan berarti dengan tidak adanya desa di wilayah kerjanya menjadi lokus stunting di tahun, ini maka kasus stunting di wilayah kerjanya dinyatakan nihil.

"Di tahun, ini memang tidak ada desa di wilayah kerja kita yang menjadi lokus Stunting. Tapi bukan berarti kasus stunting di wilayah kita nihil. Kasus tersebut tetap ada, tapi hanya jumlahnya saja yang minim dan menjadikan beda penanganannya bagi desa-desa di wilayah lain yang saat ini kasus stutingnya masih tinggi hingga menjadi lokus," akunya.

Meskipun angka kasus stunting di wilayah kerjanya tak setinggi dibanding desa di wilayah lain, namun Juniyarto, memastikan. Upaya kuratif dan pencegahan terhadap timbulnya kasus stunting di wilayah kerjanya tetap menjadi perhatian serius bagi pihak Puskesmas.

Salah satu langkah konkret yang telah ditempuh untuk mencegah timbulnya kasus stunting baru-baru, ini diantaranya dengan melaksanakan kegiatan rembuk stunting. Dimana dalam agenda rembuk stunting tersebut, seluruh sektor turut dilibatkan untuk bersama-sama memberikan peran dalam upaya pencegahan atau penekanan terhadap kasus stunting.

"Rembuk stunting dalam rangka mengoptimalkan pencegahan kasus stunting sudah kita lakukan di beberapa desa. Dalam kegiatan rembuk, itu seluruh pihak sengaja kita libatkan. Karena penanganan stunting ini tidak cukup dengan peran Puskesmas. Tetapi seluruh pihak baik mulai desa, BKKBN, TNI-Polri dan sektor lainnya harus sama-sama berperan. Mengingat indikator pemicu timbulnya kasus stunting, ini lumayan kompleks. Bisa disebabkan oleh sanitasi lingkungan tempat tinggal yang kurang baik, bisa disebabkan gizi ibu hamil atau anak di usia produktif yang kurang baik dan lain sebagainya," pungkasnya.

BACA JUGA:Sumbang Kasus, 7 Desa di Ketrina ini Jadi Lokus Penanganan Stunting

BACA JUGA:Gaji 13 Pegawai Dinkes Bengkulu Utara Belum Dibayar, Begini Penjelasan Kepala Dinas

Di sisi lain Juniyanto menerangjan, dari beberapa agenda rembuk stunting yang sempat berlangsung di beberapa desa dapat disimpulkan. Bahwa makanan tambahan bergizi menjadi skala prioritas dalam upaya pencegahan kasus stunting.

Sehingga kedepan kata Juniyanto, diharapkan pemberian makanan bergizi tambahan untuk ibu hamil dan anak usia produktif bisa dioptimalkan lagi oleh pemerintah.

"Semua pihak mengusulkan, agar anggaran yang diperuntukan makanan bergizi tambahan dapat ditambah di tahun depan. Baik itu melalui dana desa (DD) dan sumber anggaran lainnya. Makanan bergizi tambahan, ini kita anggap penting karena hakikatnya pencegahan stunting ini bisa kita optimalkan sebelum bayi atau anak yang sedang dalam masa kandungan itu dilahirkan," demikian Juniyanto.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: