Ada Pesan Psikolog untuk Pasangan Guru dan Murid yang Saling Jatuh Cinta

Ada Pesan Psikolog untuk Pasangan Guru dan Murid yang Saling Jatuh Cinta

Pendapat Psikolog terkait kisah cinta guru dan murid--

RADARUTARA.ID- Banyaknya kasus viral mengenai kisah cinta antara guru dan murid dan bahkan tidak sedikit yang berujung dengan pernikahan, tentu menimbulkan banyak komentar. Karena hal tersebut dirasa kurang tepat, sebab proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan murid seharusnya menjadi ajang untuk mengejar prestasi, dan bukan malah memadu kasih.

Namun kita juga tidak bisa berkomentar banyak jika cinta sudah mendasari hubungan antara guru dan murid tersebut. Hanya saja ada beberapa pendapat dari Psikolog terkait fenomena ini dan sebaiknya kalian pasangan guru dan murid bisa ikut menyimak.

BACA JUGA:Sebenarnya Bolehkah Guru Menikah dengan Muridnya Sendiri?

Dikutip dari laman Wolipod Id, disampaikan Psikolog Meity Arianty, STP., M. Psi, terkait fenomena hubungan cinta guru dan murid ini sebaiknya hubungan pribadi antara guru dengan murid perlu dibatasi. Karena sosok guru merupakan panutan bagi para murid.

Menurutnya hal itu karena berkaitan dengan kode etik pekerjaan, yang melarang hubungan pacaran antara guru dan murid, kalaupun hal itu sampai terjadi sebaiknya siswa dipindah ke guru lain. Begitupun halnya, guru juga dilarang untuk merusak kewibawaanya sebagai tenaga pendidik.

"Bukan berarti pacaran itu tidak bermoral namun sekolah dan profesi guru mulia sehingga tidak dirusak dengan perilaku-perilaku yang tidak pada tempatnya. Karena idealnya guru menjadi sosok panutan, apalagi saat SMA di mana masa remaja dianggap masa yang masih labil dan masih harus fokus untuk sekolah," ucap Mei.

BACA JUGA:Bingung Nyari Duit Lebaran? Cukup Mainkan Game ini Bisa Dapatkan Saldo Gratis Rp3 Juta

Mei menambahkan perasaan cinta yang tumbuh dalam diri murid diakuinya tidak bisa dilarang. Meski demikian bukan berarti murid tersebut bisa dengan bebas meluapkan perasaannya. Dalam hal ini diperlukan kontrol diri dari sang murid.

"Saat seorang siswa merasa jatuh cinta dengan gurunya tentu dengan alasan tertentu. Sebaiknya bisa menunggu untuk memastikan, apakah perasaan tersebut benar-benar cinta dalam arti sebenarnya atau hanya cinta monyet (remaja seringkali seperti itu). Jika setelah lulus perasaan itu tetap kuat bisa dipikirkan apakah mau menjalin hubungan serius. Jika memang sama-sama saling menyukai, namun pastikan tidak dilakukan saat masih sekolah karena dikhawatirkan fokus perhatiannya sebagai pelajar akan terpecah," paparnya.

Begitu juga sebaliknya untuk guru yang merasa jatuh cinta kepada anak muridnya. Guru yang menjadi panutan harus bisa memposisikan dirinya sebagai seorang pengajar.

"Sehingga harus memberikan contoh dan teladan pada siswanya. Bukannya nggak boleh jatuh cinta atau menyukai seseorang. Namun sekali lagi lakukan itu dengan benar dalam artian tidak di sekolah, tidak saat siswanya masih berstatus muridnya karena tugas guru justru harus memberi motivasi agar siswanya dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik. Setelah lulus silahkan kalau memang saling menyukai," ujar psikolog yang mengajar di Universitas Gunadarma itu.

BACA JUGA:6 Kisah Guru Menikah dengan Siswa, Ada yang Rela Menunggu Belasan Tahun

Mei pun menyarankan pada murid dan guru yang sedang dilanda perasaan jatuh cinta, berperilaku sesuai fungsi masing-masing.

"Jalankan fungsi masing-masing, semua perilaku ada tempatnya. Guru yang baik adalah guru yang dapat menempatkan dirinya dimata siswa-siswanya. Jalankan peran itu, jadilah guru yang dapat menjadi teladan bagi siswa-siswanya dan sebagai siswa fokus pada sekolah karena semua hal ada waktunya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: