Tangan Diikat Selama 14 Tahun Karena Keterbelakangan Mental, Wabup Sidoarjo Beri Perhatian
Tangan Diikat Selama 14 Tahun Karena Keterbelakangan Mental, Wabup Sidoarjo Beri Perhatian--
RADARUTARA.ID - Rizky Ubaidillah (19), putra pertama dari pasangan Aryadi (49) dan Umi Mufidah (41) diduga mengalami keterbelakangan mental sejak usianya 5 tahun.
Lantaran kondisinya yang tidak stabil, orang tuanya terpaksa mengikat kedua tangan Rizky menggunakan kain. Hal ini dilakukan karena ia seringkali melukai dirinya sendiri dengan memukuli tubuh serta kepalanya sendiri hingga luka parah.
Rizky yang merupakan warga Desa Betro, Kecamatan Sedati, Sidoarjo mendapatkan empati dari Wakil Bupati Sidoarjo, H. Subandi terkait kondisinya yang memprihatinkan.
Wabup H. Subandi yang akrab disapa Abah Bandi ini melakukan kunjungan ke kediaman Rizky pada Selasa (21/2) untuk memastikan agar Rizky sesegera mungkin mendapatkan penanganan medis.
BACA JUGA:Kisah Mengharukan Rizky Tangannya Diikat Orang Tuanya Selama 14 Tahun
"Hari ini langsung kita bawa ke Rumah Sakit biar nanti segera mendapatkan perawatan," ucap Abah Bandi.
Selain itu Wabup juga mengintruksikan kepada Kadinkes supaya memberikan perawatan kepada Rizky secara intensif. Jika perlu bisa dirujuk ke Rumah Sakit dr Soetomo untuk penanganan lebih lanjut bagi kesembuhan jiwa dan mentalnya.
"Saya sudah meminta tolong bantuan kepada Kadinkes untuk dilakukan perawatan sembari koordinasi dengan Rumah Sakit dr Soetomo jika diperlukan," ucapnya.
Wabup sekaligus Ketua DPC PKB Sidoarjo itu menegaskan, bahwa seluruh masyarakat berhak mendapatkan pelayanan dan penanganan dari pemerintah terkait kondisi kejiwaannya ataupun pendidikannya.
"Jika kondisinya sudah membaik, selanjutnya akan ditawarkan kepada keluarganya terkait pendidikannya. Mungkin belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) atau lainnya," lanjutnya.
Menurut Abah Bandi sudah seharusnya menjadi kewajiban oleh jajaran Pemerintah Daerah untuk pemenuhan layanan kesehatan kepada masyarakat. Terlebih bagi Pemkab Sidoarjo di tahun 2024 mendatang akan merealisasikan program BPJS gratis bagi seluruh warganya.
Oleh karena itu ia berharap agar jajarannya yang ditingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa untuk proaktif memastikan masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan dengan mudah.
"Jangan sampai ada warga kita yang sakit malah dibiarkan saja. Ini tentu menjadi kewajiban bagi kita untuk membawanya ke Rumah Sakit, tegasnya. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: