Puluhan Rumah Terendam Banjir, Terparah di Penarik

Puluhan Rumah Terendam Banjir, Terparah di Penarik

MUKOMUKO RU.ID - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Mukomuko, Sabtu (5/2) malam kemarin, mengakibatkan puluhan rumah milik warga terendam banjir. Banjir terparah di Desa Mekar Mulya, Kecamatan Panarik, disusul Kecamatan Kota Mukomuko dan Ipuh.

Kepala BPBD Mukomuko, Ramdani, SE, M.Si mengatakan, jumlah rumah warga Desa Mekar Mulya yang terendam banjir sebanyak 18 rumah dengan ketinggian air mencapai lebih 1 meter.

Menurutnya, ada dua faktor penyebab belasan rumah warga Desa Mekar Mulya terendam banjir.

Diantaranya akibat luapan air siring atau parit dan gorong-gorong serta luapan sungai pelatun. Sedangkan penyebab banjir di Kecamatan Kota Mukomuko yang menggenangi 4 rumah warga, akibat luapan irigasi di lingkungan Kota akibat terjadinya, pendangkalan, penyempitan, dan penuhnya tanaman eceng gondok. Termasuk penyebab banjir di Kecamatan Ipuh akibat kecilnya box culvert yang mengakibatkan air tidak lancar mengalir.

“Khusus untuk banjir di Penarik, para korban tidak mengharapkan penuh bantuan bahan pangan. Yang lebih mereka butuhkan yaitu penanganan pasca banjir. Mereka menginginkan adanya upaya normalisasi sungaibplatun yang kondisinya sekarang dangkal, sempit dan banyak lika likunya. Dan banjir di Penarik, merupakan banjir terbesar dan terparah sejak beberapa tahun lalu,” katanya.

Terkait penangana pasca banjir ini, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas PU Mukomuko agar segera terun dan memetakan apa saja yang harus dilakukan.

Selain itu, Ramdani juga sudah menyampaikan ke Kades setempat agar dapat memanfaatkan dana desa (DD) untuk pembangunan penanganan banjir. Bisa membangun gorong-gorong yang lebih besar agar air mengalir kancar atau yang lainnya. Sebab DD, sesuai fungsinya bisa digunakan untuk hal itu.

Tidak hanya itu saja, karena di wilayah banjir yang ada di Penarik tersebut juga ada perusahaan CPO mini, bisa dilibatkan membantu menangani permasalahan tersebut.

“Jadi semua elemen bisa terlibat melakukan penanganan pasca banjir. Kami juga berharap kepada masyarakat dan juga pemerintah desa agar bisa menselaraskan pembangunan. Misalnya pada saaat daerah itu terdapat aliran air cukup besar maka gorong-gorong atau parit yang sedikit lebih besar. Selain itu, persoalan sampah juga masih menjadi pemicu banjir. Maka buanglah sampah pada lokasi tempatnya. Jangan dibuang ke anak sungai atau ke parit,” pesab Ramdani. (rel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: