Malam ‘Mingguan’ Oknum Kades Disidang Adat

Malam ‘Mingguan’ Oknum Kades Disidang Adat

  • Dw: Menzalimi Saya, Salah Kami Dimana?
AIR MANJUNTO RU - Ri, pria muda yang merupakan oknum Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Teras Terunjam bersama kekasihnya, oknun Kades di Kecamatan Air Manjunto, Dw didemo warga. Sabtu malam (06/06) sekitar pukul 21.00, pasangan oknum Kades beda kecamatan dalam Kabupaten Mukomuko ini, didatngi puluhan warga lantaran Ri yang masih dalam proses penceraian dengan istri sahnya itu, bertandang ke rumah Dw yang juga oknum kades dan berstatus dalam proses perceraian dengan suami sahnya itu. Kejadian ini berawal saat Ri bertamu ke rumah Dw yang disambut dengan perbincangan hangat di ruang tamu. Saat itu, di rumah Dw juga terdapat orangtua dan anak-anak Dw, diduga kehadiran Ri itu sudah diintai oleh warga. Pasalnya, tak berselang lama, puluhan warga mendatangi rumah Dw dan memaksa agar Dw bertanggungjawab atas dugaan melanggar normal agama dengan meletakkan jabatannya sebagai kades. Tak pelak, aksi main tuduh oknum warga ini memicu suasana menjadi tegang sehingga pasangan oknum kades ini dibawa ke balai desa untuk menjalani sidang adat. Mardi, salah seorang warga setempat menegaskan, warga menilai oknum kades ini sudah mencemari lingkungan dan melanggar norma yang berlaku sehingga warga meminta oknum kades itu, mengundurkan diri. \"Kami ingin BPD menekan permasalahan ini, sampai kades meletakkan jabatannya,\" kata dia. Ketua BPD Manjunto Jaya, Sohirun menjelaskan, aksi warganya itu bukan penggrebekan, awalnya salah seorang warga mendatangi rumah Kades Dw dan menanyakan tujuan Kades Ri kerap mendatangi rumah Dw. Seketika itu, warga berdatangan sehingga kedua oknum kades ini dilarikan ke kantor desa guna meredam emosi warga yang dikhawatirkan bisa menimbulkan risiko negatif. \"Ri yang bertamu di rumah Dw itu memang sedang berada di ruang tamu dan situ juga ada orangtua Dw. Sehingga masih wajar bertamu dan dianggap tidak menyalahi norma adat tapi ada oknum warga yang langsung meminta kades meletakkan jabatan,\" ujar Sohirun. Sohirun menambahkan, jika masyarakat memaksa menuntut Kepala Desa dipecat maka ikuti prosedur dan kewenangan itu, ada pada Bupati Mukomuko, H Choirul Huda, SH dan BPD telah menerima permintaan tuntutan masyarakat yang akan membawa surat itu, untuk disampaikan kepada Bupati melalui Camat Air Manjunto, Sardi, SH.
  • Kades Manjunto Jaya Ngaku Dizalimi
SEMENTARA, ungkapan sedih dilontarkan oknum Kades, Dw yang mengaku dizalimi, pasca kejadian penggerebekan dirinya bersama oknum Kades di Kecamatan Teras Terunjam, Ri oleh puluhan warganya, Sabtu (6/6) sekitar pukul 21.15 WIB malam. Kejadian tersebut, telah melukai hati kedua orangtua, adik, anak dan keluarga besarnya. “Kalau mau menzalimi saya, silakan saja dan saya ikhlas. Tapi saya tidak ikhlas melihat kesedihan orangtua, anak saya dan adik saya yang sangat melukai itu. Salah kami apa. Teganya, orang-orang itu melakukan hal itu kepada kami,” sedih Dw, ketika dikonfirmasi via telepon, Minggu (7/6) siang kemarin. Selaku Kades, Dw menginginkan warganya bersikap tegas untuk menjaga nama baik desa dari perbuatan yang melanggar norma agama dan aturan. Namun, ia menyesalkan upaya puluhan warganya, tidak mendasar sama sekali. Selaku kades, salahkah jika menerima tamu di malam hari. Apalagi, tamu tersebut duduk di ruang tamu, masih di bawah jam 10 malam dan di dalam rumah, ada orangtua, adik dan anaknya. “Jika kami salah, salah kami di mana. Kalau saya berada di dalam kamar berdua dengan orang yang belum jadi suami saya itu, silakan digrebek. Kalaupun digrebek, saya siap menerima semua konsekuensinya. Termasuk jika saya harus mundur dari jabatan maka saya siap mengundurkan diri,” tegasnya. Saat disinggung adanya tuntutan oknum warga yang meminta dirinya mundur dari jabatan sebagai kades, Dw menyerahkan sepenuhnya kepada Bupati Mukomuko yang memiliki wewenang melantik dan memberhentikan kades. “Semuanya saya serahkan kepada Bupati yang memiliki kewenangan. Namun kalau saya harus membuat surat pengunduran diri, tentu saya tidak akan mau karena saya tidak bersalah,” terangnya. Sementara itu, oknum Kades di Kecamatan Teras Terunjam, Ri, ketika dikonfirmasi kemarin, menyesalkan aksi puluhan warga itu. Meski begitu, ia bersama calon istrinya sepakat, tidak akan menempuh jalur hukum. “Kami tidak akan membawa ke ranah hukum meskipun perbuatan itu telah mencemarkan nama baik kami. Bahkan malam itu, kami dibawa ke kantor desa dan di sidang adat. Sidang baru selesai sekitar pukul 02.00 WIB dini hari Minggu (7/6) malam tadi,” jelas Ri, kemarin. Ia mengulas, sebelum kejadian berlangsung. Malam itu usai sholat Isya, ia bertandang ke rumah calon istrinya yang merupakan seorang Kades. Kedatangannya, untuk menemui orangtua Dw guna membicarakan kelanjutan rencana pernikahan dengan calon istrinya itu. \"Saya berbincang dengan orangtua Dw mengenai tindak lanjut rencana pernikahan. Mengingat, Dw sudah menjanda dan saya sudah menduda meskipun masih menunggu surat kuning dari pengadilan. Sambil ngopi, saya berbincang-bincang ringan dengannya,” kisahnya. Dan sekitar pukul 21.15 WIB, sambung Ri, ada satu orang warga datang ke rumah Dw. Ia sempat jabatan tangan dengan oknum warga yang tidak ia ketahui namanya itu. “Awalnya satu orang warga datang dan masuk ke dalam rumah. Oknum warga itu meminta penjelasan dari Dw mengenai saya. Dw saat itu menjawab, bahwa lelaki itu calon suami,” ungkapnya sembari menirukan ucapan Dw. Setelah beberapa saat, tiba-tiba datang sekitar 50 orang warga menggeruduk rumah Dw. Ketika suasana mulai tidak kondusif, ia meminta Dw untuk nenelepon Sekdes, BPD, Camat, termasuk TNI dan Polisi. “Setelah perangkat desa, TNI dan Polisi datang. Kami langsung dibawa ke kantor desa. Yang tidak kami terima sampai saat ini, kami tidak melakukan apa-apa, digerebek. Bahkan saya sempat mendapat ancaman pemukulan dari oknum warga,” pungkasnya. (oye/rel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: