MT II, Butuh Inovasi Petani

MT II, Butuh Inovasi Petani

TUBEI RU - Dengan hamparan lahan persawahan yang begitu luas, sejatinya bisa mendorong peningkatan pendapatan sektor pertanian bagi masyarakat. Namun kendalanya, selama ini petani hamparan masih belum berani melakukan terobosan dengan sistem tanam dua kali (MT2) untuk peningkatan pendapatan panen padi mereka sendiri. Sehingga membuat penghasilan mereka pertahunnya masih stagnan. Hal tersebut menjadi salah satu kendala, Dinas Pertanian Dan Perikanan (DPP) Kabupaten Lebong, untuk mengajak masyarakat untuk ikut MT2 dalam kurun satu tahun. \"Sebenarnya program MT2 itu dari dulu sudah sering disosialisasikan, namun baru beberapa orang saja yang dengan sadar mau ikut MT2,\" sampai Kepala Disperkan Lebong, Emi Wati SE M.Ak. Dikatakannya, walaupun tahun 2019 tidak ada anggapan khusus untuk program MT2, namun melalui demplot percontohan penyuluh pertanian lapangan (PPL) tetap dilakukan pembinaan bagi kelompok tani atau masyarakat yang memang mau ikut MT2. \"Kalau istilah Lebong itu namanya sistem Gadu, ketika mau panen sudah disiapkan bibit padi untuk berikutnya. Bahkan demplot MT2 program penyuluhan ini dipusatkan di 3 Kecamatan yang memang jarak panennya hampir bersamaan yakni Lebong Tengah, Lebong Sakti dan Bingin Kuning,\" bebernya. Dari ketiga wilayah demplot tersebut, lanjut Emi, hanya ada di Kecamatan Lebong Sakti dan itupun hanya ada dua kelompok Tani yang menerapkan MT2. Pertama Poktan di Desa Tabeak Dipoa dan Desa Ujung Tanjung II kawasan Air Ngo\'os. \"Sesuai janji saya awal tahun, bagi masyarakat atau poktan yang mengikuti MT2 dan berhasil panen, maka kami siapkan hadiah power Treaser atau biasa kita sebut mesin Erek,\" ungkap Emi. Ditambahkan Emi, kedepannya kepada seluruh PPL akan dituntut untuk lebih aktif lagi melakukan pendampingan kepada masyarakat petani, karena untuk program tahun 2019, akan kembali diajukan anggaran MT2. PPL harus aktif sosialisasi dan mendampingi petani, karena program dinas akan berhasil jika upaya pendampingan PPL tersebut maksimal. \"Saya tidak mau ada laporan dari masyarakat, bahwa PPL hanya datang menemui Poktan disaat menyiapkan laporan saja. Jadi memang harus turun secara rutin menemui petani,\" tegasnya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: