Perusahaan dan Pemerintah Diminta Sikapi Lubang Eks Tambang

Perusahaan dan Pemerintah Diminta Sikapi Lubang Eks Tambang

NAPAL PUTIH RU - Lubang eks pertambangan batu bara (BB) di sejumlah titik dalam wilayah Ketrina menjadi perhatian serius organisasi kepemudaan Himpumam Pemuda/i Ketahun, Putri Hijau, Napal Putih, Ulok Kupai, Marga Sakti Sebelat dan Pinang Raya (Himpadi Ketrina). Ketua Himpadi Ketrina, Rien Efriandi, SIP melalui bagian Lingkungan Hidup, Helisman, mendesak perusahaan tambang BB dan pemerintah untuk bertangungjawab menyikapi lubang eks pertambangan. Diungkapkan Helisman, umumnya perusahaan BB yang beroperasi di wilayah Ketrina ini, masih menyisakan lubang eks pertambangan dengan luas dan kedalaman yang luar biasa. Helisman menilai, kondisi ini tidak sesuai dengan ketentuan yang harus dijalankan setiap perusahaan BB. Seyogyanya, kata Helisman, setiap perusahaan bertangungjawab atas keberadaan lubang eks pertambanga dengan melaksanakan reklamasi. Sedangkan pemerintah daerah bersama instrumennya yakni DLH dan DPRD memiliki tangung jawab untuk mengawasi seluruh kegiatan pertambangan yang dianggap tidak sesuai dengan ketentuan yang harus dijalankan. \"Setiap tahun, perusahaan tambang BB menyetorkan depositnya untuk membiayai proses reklamasi. Tapi kenyataanya, apa yang menjadi tangung jawab kedua belah pihak tidak dijalankan. Proses reklamasi lubang eks pertambangan seperti di PT Kaltim Global, PT Injatama dan sebagainya belum berjalan sesuai ketentuan dan justru memberi ancaman buruk bagi lingkungan sekitarnya,\" terangnya. Helisman mengaku, sampai hari ini keberadaan lubang eks pertambangan itu belum menimbulkan korban jiwa seperti insiden atau musibah yang sebelumnya pernah terjadi di wilayah pertambangan daerah lain. Namun bencana banjir yang sebelumnya sempat mengepung Provinsi Bengkulu khususnya daerah Ketrina harusnya menjadi tamparan serta bahan evaluasi bagi perusahaan tambang dan pemerintah untuk memperhatikan lingkungannya. \"Saya berharap keberadaan lubang eks tambang di beberapa perusahaan yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif lagi, bisa disikapi. Jangan biarkan lubang-lubang itu menjadi faktor hilangnya nyawa seseorang dan menjadi bagian pendukung terjadinya musibah bencana yang lebih besar. Evaluasi besar-besaran harus segers dilakukan oleh pemerintah daerah beserta instrumennya,\" desaknya. Terpisah, Kades Gunung Payung, M Hatta juga menaruh harapan besar atas keberadaan lubang eks pertambangan yang masih ada di desanya. Hatta menginginkan lubang eks tambang itu bisa direklamasi atau dikembalikan seperti semula agar dapat di fungsikan untuk mendukung kebutuhan desa serta masyarakat. Sejauh ini, Hatta mengaku, wilayah pemukimannya cukup terbatas. Dan kondisi itu membuat kegiatan desa dan masyarakat turut terbatasi. Hatta menginginkan, lubang eks tambang itu bisa direklamasi dan dikembalikan kepada pemerintah untuk di fungsikan sesuai kebutuhan desa. \"Kami ingin lubang eks tambang direklamasi dan bisa dimanfaatkan oleh desa sebagai pendukung ekspansi pemukiman penduduk dan memperluas kegiatan desa untuk melaksanakan kegiatan yang berorientasi terhadap PADes. Karena saya melihat, jika lubang eks tambang itu berhasil dikembalikan dan diserahkan kepada kami. Desa bisa membuat semacam kebun kas dan melaksanakan kegiatan lainnya. Kalau sementara ini kegiatan kami terbatas dan tidak bisa berbuat banyak,\" pinta Kades.(sig)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: