Stiker “Kere” Didukung Masyarakat

Stiker “Kere” Didukung Masyarakat

ARGA MAKMUR RU - Alih-alih memberikan sanksi sosial, bagi masyarakat yang berekonomi mampu, namun tak punya malu, menjadi peserta program sosial dengan jurus \"Stiker Kere\" mendapat dukungan di masyarakat. Pasalnya, cukup banyak ditemui di desa-desa fenomena memprihatinkan ini. Pemerintah daerah, diminta berani melancarkan kampanye sosial ini yang lebih konkret. Memasang, stiker miskin di setiap rumah penerima program sosial. Dodi Susanto, pedagang buah jeruk, kepada Radar Utara mengaku mendukung soal stiker kere yang tengah heboh di dunia maya dan nyata ini. Karena menurutnya, cara itu akan benar-benar \"mempermalukan\" orang-orang yang tak punya malu. \"Sudah menjadi rahasia umum. Apalagi, di lingkungan masyarakat, situasi ini terjadi antara si miskin dan si kaya. Bisa saja mereka takut ngomong. Jadi sebagai orang muda, saya sangat mendukung kampanye ini dari pemerintah. Kalo memang berani dan serius,\" terangnya. Kepala Dinsos BU, Ir Suharto, memberikan apresiasi atas pro dan kontra soal \"stiker kere\" di masyarakat. Daerah, kata Harto, saat ini masih menempuh upaya-upaya yang lebih humanis. Menunggu exit mandiri, istilah Suharto, yang artinya menunggu penerima program sosial yang sudah tak layak, untuk mundur dengan kesadarannya sendiri. \"Tapi bisa jadi langkah itu dilakukan. Cuma belum saat ini,\" kata dia. Soal menekan angka Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk lebih valid dan obyektif, Suharto mengaku verifikasinya bakal kembali dilakukan terhadap 16.786 KPM di daerah. Angka itu, kata dia, sudah mengalami penurunan dari data sebelumnya di angka 17.663 KPM. \"Rencananya perbaikan itu akan dilakukan di hulu datanya dulu. Melalui Basis Data Terpadu (BDT). Karena data ini, menjadi acuan dalam setiap program-program pengentasan kemiskinan,\" tutupnya. (bep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: