Komisi I Desak ESDM Evaluasi Pemegang IUP

Komisi I Desak ESDM Evaluasi Pemegang IUP

BENGKULU RU - Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu diminta mengawasi dan mengevaluasi perusahaan tambang pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP). Pasalnya, sejumlah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan diduga tidak memiliki izin yang lengkap lainnya walupun sudah mengantongi IUP. Sekretaris Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu, H. Edi Sunandar mengatakan, belum tentu perusahaan tambang pemegang IUP itu juga mengantongi izin lainnya seperti untuk eksplorasi dan produksi. \"Makanya kita meminta agar Dinas ESDM itu dapat mengevaluasi dan mengawasinya, dengan cara turun langsung ke lapangan melakukan pengecekan,\" tegas Edi, Rabu (15/11). Menurutnya, jika dari evaluasi dan pengawasan itu terbukti perusahaan pemegang IUP tidak mengantongi izin lainnya, harus diberikan teguran. \"Jika teguran tidak juga digubris pihak perusahaan, sampaikan kepada kita. Biar kita nantinya memberikan rekomendasi rekomendasi agar perusahaan itu dihentikan sementara operasionalnya,\" kata Edi. Jika dibiarkan saja, lanjut Edi, maka daerah akan mengalami kerugian secara terus-menerus. Seperti izin produksi saja, jika perusahaan tidak mengantonginya tentu saja daerah yang rugi. \"Walaupun sama-sama kita ketahui, terkait hasil produksi itu seperti batu bara, berapa per tonase perusahaan mengeluarkan untuk daerah,\" ujar Politisi Nasdem ini. Lebih jauh dikatakannya, perusahaan tambang yang sudah dikeluarkan izinnya, namun belum ada aktifitasnya agar dapat di tinjau kembali. \"Kesannya di sektor pertambangan ini produk unggulan di Provinsi Bengkulu, tentu harus ada pengawasan khusus. Kita dari Komisi I juga turut mengawasi, dan jika ditemukan pelanggaran kita juga tidak segan-segan menindaklanjutinya,\" ungkapnya. Ia menambahkan, pentingnya pengawasan terhadap pihak perusahaan tambang untuk mengikuti aturan yang berlaku, karena diduga kesalahan dari pihak perusahaan tambang bukan bersifat kecil, tetapi cukup besar. \"Jadi mari kita inventarisir ulang kesalahan yang terjadi. Jika memang hanya akan mendatangkan kerugian bagi daerah, tidak ada salahnya kita mencari investor lain,\" tandas Edi. (tux)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: