21 Warga Mukomuko Positif HIV/AIDS

21 Warga Mukomuko Positif HIV/AIDS

MUKOMUKO RU - Berdasarkan data yang di miliki Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko, sebanyak 21 orang warga di daerah ini dinyatakan positif mengindap penyakit HIV/ AIDS. Rata-rata mereka yang mengindap penyakit ini, masih berusia produktif baik jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Penyebabnya, kuat dugaan berhubungan seks secara bebas dengan pasangan yang tidak sah. “Kalau ditanya penyebabnya, akibat dugaan berhubungan seks dengan pengindap virus HIV/AIDS. Apalagi mereka tidak menggunakan alat pengaman. Karena virus itu gampang sekali ditularkan melalui hubungan seks. Sementara bagi semua penderitanya, terus mendapatkan pengawasan intensif dari medis dalam proses pengobatan,” ungkap Plt Kepala Dinkes Kabupaten Mukomuko, Junharto, SKM, melalui Kabid Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), dr. Dollata, M.Kes, didampingi Kasi Bina Program, Asmaniar, SKM, saat dikonfirmasi kemarin. Untuk mengantisipasi adanya dugaan penyakit berbahaya mengindap masyarakat yang belum terdeteksi oleh tim medis, Dinkes Mukomuko telah memiliki program kerja yaitu melakukan pemeriksaan darah. Selain tes darah, kegiatan sosialisasi terkait bahayanya penyakit HIV/ AIDS dan upaya pencegahan dari ancaman penyakit ini juga akan dilaksanakan kepada masyarakat. “Sosialisasi sudah kita lakukan, supaya masyarakat khususnya kaum muda tidak terjebak dalam pergaulan bebas dengan bergonta ganti pasangan. Tidak hanya itu saja, sosialisasi yang kita berikan juga mengajak kepada masyarakat supaya dapat memakai alat pengaman saat berhubungan badan dengan lain pasangan yang tidak sah. Sebab penyakit tersebut lebih banyak ditularkan oleh pengindapnya melalui hubungan badan. Sementara untuk pemeriksaan darah, belum dapat kita lakukan secara massal. Kecuali masyarakat itu sendiri yang datang secara sukarela yang ingin memeriksakan dirinya untuk mengetahui ada dan tidaknya virus mematikan itu,” terangnya. Dinkes Mukomuko mengajak seluruh masyarakat yang ada di daerah ini untuk tidak berhubungan badan dengan pasangan yang tidak sah. Upaya itu bertujuan untuk mengantisipasi penularan penyakit yang sangat mematikan dari pengindap kepada orang lain. “Kalau kita sendiri yang tidak mencegahnya, siapa lagi yang dapat mencegahnya. Jangan sampai nanti menyesal, setelah semuanya terjadi,” pesannya. SEMENTARA itu, dari hasil pemeriksaan intensif tim medis di puskesmas dan RSUD Mukomuko, lebih dari 120 orang warga dinyatakan positif mengindap penyakit Tuberculosis (TBC) di tahun 2017 ini. Penyakit TBC yang disebabkan virus Mikrobakterium Tubberkulosa itu mengidap, setelah penderitanya tidak membiasakan diri hidup bersih baik di dalam rumah maupun di lingkungan perumahan yang mereka tempati. Beruntung lebih dari 80 persen, pengindapnya dapat disembuhkan setelah cepat mendapatkan perawatan dari para medis. “Sebagian diantara mereka sembuh total setelah mendapatkan penanganan cepat dari tim medis. Dan perlu diwaspadai, penyakit ini dapat menular kepada siapa saja baik melalui batuk, atau bersin dan cara yang lainnya. Untuk itu, hindarilah saat orang sedang batuk atau bersin-bersin. Dikhawatirkan yang bersangkutan mengindap virus Mikrobakterium Tubberkulosa,” tegas Plt Kepala Dinkes Kabupaten Mukomuko, Junharto, SKM, melalui Kabid Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), dr Dollata, M.Kes, didampingi Kasi Bina Program, Asmaniar, SKM, saat dikonfirmasi kemarin. Untuk ciri-ciri manusia mengindap penyakit TBC, lanjutnya, biasanya yang bersangkutan mengalami demam yang tidak menentu, berkeringat di malam hari, nafsu makan berkurang, termasuk berat badan juga berkurang. Jika ada masyarakat yang memiliki ciri-ciri seperti itu, diharapkan segera memeriksakan diri ke dokter. Sebab dikhawatirkan yang bersangkutan mengindap penyakit TBC akibat virus Mikrobakterium Tubberkulosa. “Bakteri ini bersifat tidur, dan akan gampang menyerang manusia yang memiliki stamina menurun. Dan jangan dianggap penyakit TBC ini hal yang sepele. Sebab penyakit ini dapat menggerogoti paru-paru manusia, hingga mengakibatkan penderitanya meninggal dunia,” terangnya. Dari kasus TBC di daerah ini, sudah ada 3 orang yang meninggal dunia. Tapi kejadian tersebut, terjadi di tahun 2016 yang silam. Namun untuk tahun ini, catatan korban meninggal dunia belum ada satupun juga. \"3 orang yang meninggal dunia itu kasus TBC ditahun 2016. Tahun itu jumlah kasus ini sebanyak 249 kasus, dengan tingkat penyembuhan sebesar 85 persen,” urainya. (rel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: