Monyet akan diberi umpan ceri kopi untuk dikunyah selama beberapa menit.
Lalu monyet tersebut akan melepehkan biji kopi dan sisa lapisan kulit ceri yang tidak hancur dikunyahnya.
Teknik memilah kopi dengan monyet ini dipraktikkan di Chikmagalur, India.
Para ilmuwan dan petani kopi di sana mempercayai adanya enzim pada air liur monyet yang bisa memaksimalkan rasa alami dari kopi.
3. Kopi Gajah/Black Ivory
Menjadi pesaing kopi dari kotoran hewan paling mahal, kopi dari kotoran gajah atau Black Ivory mengalahkan ketenaran kopi luwak.
Kopi ini diproduksi oleh merek Black Ivory Coffee Company yang berada di Chiang Saen, bagian utara Thailand.
Produksi kopi ini memanfaatkan gajah-gajah di Golden Triangle Asian Elephant Foundation yang sengaja dikembangbiakkan.
Harga per 450 gram kopinya dapat dijual hingga Rp 7,8 juta di pasar kopi dunia.
Prosesnya gajah akan memakan ceri kopi kemudian mencernanya selama 15-70 jam.
Setelah masuk ke dalam pencernaan gajah, biji kopi akan mengalami pelepasan protein akibat reaksi enzim dan keluar secara bersamaan dengan kotoran.
4. Kopi Kelelawar
Sebuah produsen kopi di Jamaika, mempunyai cara yang unik untuk memilah biji kopi terbaik mereka.
The Coffea Diversa Garden terkenal memiliki lahan penanaman kopi dengan lebih dari 200 varietas biji kopi yang dipanen setiap tahunnya.
Populasi kelelawar yang banyak ternyata bisa dimanfaatkan untuk membantu pengolahan kopi supaya mendapatkan hasil yang berbeda dari kopi biasanya.
Kelelawar akan diberi makan ceri kopi, lalu bagian kulitnya dikupas dengan giginya, dijilati dan ditelan untuk dihisap kadar gulanya.