Penemuan Ratusan Gunung Api Aktif di Benua Antartika

Rabu 08-01-2025,19:32 WIB
Reporter : Lia Junita
Editor : Septi Maimuna

RADARUTARA.ID- Lapisan tebal es di Antartika menyimpan sejumlah rahasia yang terkadang mengejutkan para peneliti dunia, salah satunya yaitu penemuan gunung berapi aktif yang bahkan jumlahnya cukup mencengangkan yaitu berjumlah kisaran 100 gunung berapi.

Beberapa dari gunung api aktif tersebut puncaknya berada di atas lapisan es tebal Antartika, namun beberapa diantaranya juga tertutupi dan bahkan tertimbun es tebal Antartika. 

Namun akibat pemanasan global dan perubahan iklim dunia menyebabkan sejumlah besar es Antartika mencair dan meningkatkan volume air laut.  

Pencairan tersebut juga menghilangkan beban di atas bebatuan di bawahnya.

Pencairan lapisan es telah terbukti meningkatkan aktivitas vulkanik di gunung berapi subglasial di tempat lain di dunia.

Para peneliti melakukan 4.000 simulasi komputer untuk menyelidiki bagaimana pencairan lapisan es di Antartika memengaruhi aktivitas gunung berapi yang terkubur.

Mereka menemukan bahwa pencairan es yang bertahap dapat meningkatkan jumlah dan kekuatan letusan gunung berapi di wilayah tersebut.

Hal ini terjadi karena menurunnya ketebalan lapisan es mengurangi tekanan pada ruang magma di bawah permukaan, sehingga magma yang terkompresi mulai mengembang.

Proses pemuaian ini menambah tekanan pada dinding ruang magma dan dapat memicu letusan.

Beberapa ruang magma juga menyimpan gas dalam jumlah besar.

Ketika magma mendingin dan tekanan dari lapisan es berkurang, gas tersebut keluar dengan cara yang mirip dengan karbonasi pada botol soda yang baru dibuka, meningkatkan tekanan dalam ruang magma.

Kondisi ini membuat es yang mencair semakin mempercepat terjadinya letusan pada gunung berapi yang terkubur di bawah es.

Meskipun letusan dari gunung berapi yang terkubur ini tidak terlihat di permukaan, dampaknya dapat memengaruhi lapisan es.

Panas yang dihasilkan oleh letusan ini dapat mempercepat pencairan es yang berada jauh di bawah permukaan dan melemahkan lapisan es yang ada di atasnya.

Para peneliti menekankan bahwa meskipun proses ini berlangsung sangat lambat, yakni selama ratusan tahun, dampaknya dapat sangat besar.

Kategori :