BENGKULU, RADARUTARA.ID- Masjid Al-Mujahidin adalah salah satu masjid kuno yang bersejarah yang erat kaitannya dengan perjuangan dari rakyat dan raja-raja pesisir Bangkahulu untuk melawan penjajah.
Masjid yang berdiri pada tahun 1850 ini, dahulunya dibangun di sekitar pemandian (batang air), atau tempat pemandian dangkal, yakni suatu tempat pemandian para dewa, lantaran di sekitar tempat tersebut ada banyak sumur-sumur tua.
Di area lokasi masjid ini, dulunya menjadi arena “sabung ayam”.
Bentuk asli dari bangunan masjid ini awal mulanya masih sangat sederhana, semuanya terbuat dari bahan kayu, sama seperti rumah penduduk pada waktu itu.
BACA JUGA:Ya Salaam, Dzikir Memohon Keselamatan, Ini Keutamaan dan Cara Mengamalkannya
BACA JUGA:Coba Amalkan, Ini Doa yang Dibaca Nabi Khidir AS agar Dikabulkan Segala Hajat
Di tahun 1920-an dimulailah perbaikan bangunan masjid yang cukup berarti.
Kalau sebelumnya, lokasi masjid berada di tepi sungai, maka pada saat diperbaiki dipindahkan sekitar lebih 100 meter maju ke depan, dekat dengan perkampungan penduduk.
Orang yang pertama kali membangun masjid ini adalah seorang pemuka masyarakat setempat yang bernama H. Setir.
Masjid ini berlokasi di Kelurahan Pasar Baru, sekitar 2,5 km dari pusat keramaian kota Bengkulu. Tepatnya di area perkampungan para nelayan Pasar Bengkulu.
BACA JUGA:Selain Masjid Jamik, Ini Masjid yang Sering Dikunjungi Presiden Soekarno
BACA JUGA:Bikin Musuh Jadi Tunduk, Begini Cara Mengamalkan Dzikir ‘Yaa Mutakabbir’
Masjid m yang sederhana ini, banyak sekali menyimpan nilai sejarah masa silam tentang perjuangan rakyat Bengkulu.
Berdasarkan catatan sejarah, perkampungan penduduk di lokasi masjid ini dulunya adalab kampung pelarian bagi orang-orang buangan dari Sulawesi Selatan, yakni suku Bugis.
Sampai saat ini, sisa-sisa pengaruh Bugis masih terasa kental di daerah perkampungan nelayan ini.