Dirinya juga giat menyiarkan agama Islam. Raja Alam ini berasal dari Istana Kerajaan. Pagaruyung (Batu Sangkar) di Tanah Minang, Sumatra Barat.
BACA JUGA:Buruan Daftar, BUMN Ini Sedang Buka Lowongan Kerja Besar-besaran
BACA JUGA:Pemandian Lubuk Batu Kambing, Surga Alam yang Tersembunyi di Bengkulu Tengah
Sisa-sisa sejarah yang masih membekas dan bisa kalian lihat di dalam masjid sederhana ini yaitu terdapat 4 buah tiang kayu yang masing-masing dua buah di sebelah kanan dan dua buah di sebelat sebuah beduk yang dulu panjangnya mencapai tiga meter.
Namun saat ini hanya tersisa beduknya saja dengan disanggah badan drum tua.
Dan, sebuah tiang mimbar yang sudah usang lantaran digerogoti sisa zaman.
Masjid Syuhada ini adalah masjid tertua di Bengkulu.
Kalau menyebut masjid ini, orang sering menghubungkannya dengan tokoh karismatik Presiden Soekarno.
BACA JUGA:Sejuknya Wisata Alam Air Terjun Sengak di Bengkulu Tengah
BACA JUGA:Cepat Amalkan! Ini Doa agar Lulus CPNS 2024 dan Sesuai Harapan
Seperti yang diketahui, di masa pergerakan Bung Karno diasingkan ke Bengkulu. Bersama para pejuang kemerdekaan lainnya, ia kerap mengunjungi dan shalat berjamaah di masjid sederhana ini.
Dari kepercayaan masyarakat, setiap tanggal 14 malam ada sinar panjang naik ke langit. Sinar tersebut berasal dari kuburan Haji Wahid (Haji Tua) yang wafat pada tahun 1812 silam.
Sinar ini menunjukan bahwa betapa magisnya keberadaan Masjid Syuhada di tengah-tengah masyarakat setempat.
Haji Wahid (Haji Tua) yang terkenal sebagai salah seorang pendiri Masjid Syuhada dan menjadi orang pertama di Bengkulu yang pergi menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah.