Sejarah Mudik : Tradisi Pulang Kampung yang Mengakar Sejak Lama di Indonesia

Sabtu 06-04-2024,08:16 WIB
Reporter : Lia Junita
Editor : Septi Maimuna

RADARUTARA.ID - Mudik, sebuah tradisi tahunan yang selalu dinanti-nanti masyarakat Indonesia saat momen hari raya besar, seperti Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru.

Tradisi ini bukan sekadar pulang ke kampung halaman, tetapi memiliki makna mendalam dan sejarah panjang yang mengakar dalam budaya bangsa. Kata "mudik" sendiri memiliki asal-usul yang menarik. Ada dua versi populer mengenai asal-usulnya. 

Versi Pertama: Berasal dari bahasa Jawa, yaitu singkatan dari "mulih dilik" yang berarti pulang sebentar ke kampung halaman. Versi Kedua: Berasal dari bahasa Melayu "udik" yang berarti hulu atau ujung. Konteksnya merujuk pada masyarakat Melayu di masa lampau yang tinggal di hulu sungai dan sering bepergian ke hilir sungai menggunakan perahu. Setelah selesai urusannya, mereka kembali pulang ke hulu pada sore harinya.

Tradisi mudik di Indonesia telah ada sejak zaman kerajaan, jauh sebelum kemerdekaan. Bukti sejarah menunjukkan bahwa tradisi ini sudah dilakukan sejak era Majapahit dan Mataram Islam.

BACA JUGA:Banyak Utang Tapi Nekat Bagi-bagi THR, Mana yang Harus Diutamakan? Ini Jawaban Buya Yahya

Pada masa itu, para pejabat kerajaan yang ditempatkan di berbagai wilayah kerajaan diharuskan kembali ke ibukota kerajaan pada waktu-waktu tertentu, terutama saat Idul Fitri. Mereka melakukan perjalanan jauh untuk menghadap raja dan mengunjungi kampung halaman.

Tradisi ini terus berlanjut hingga masa penjajahan dan kemerdekaan. Fenomena urbanisasi yang pesat mendorong banyak orang untuk merantau ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Hal ini memicu kerinduan para perantau untuk kembali ke kampung halaman mereka, terutama saat momen hari raya. Seiring perkembangan zaman, tradisi mudik semakin mengakar kuat dalam budaya masyarakat Indonesia.

Mudik menjadi momen berharga bagi para perantau untuk melepas rindu dengan keluarga dan sanak saudara di kampung halaman, mempererat tali persaudaraan, dan melestarikan tradisi leluhur.

Dengan mudik pulang ke kampung menjadi sebuah kesempatan untuk mempererat tari persaudaraan dan silaturahmi dengan kerabat dan keluarga besar di kampung halaman. Itu tradisi ini juga berdampak baik untuk perekonomian lokal di kampung halaman terutama dalam bidang pariwisata, kuliner, dan transportasi.

BACA JUGA:12 Manfaat Minum Kopi yang Perlu Diketahui, Nomor 10 Wanita Harus Waspada

Namun setelah semua kita ketahui dalam tradisi ini tentunya kita mengalami banyak sekali kesulitan dan rintangan, sebab bahaya di jalan akan selalu mengintai baik itu kecelakaan, bencana alam, atau bahkan tindakan kriminal.

Namun dibalik tantangannya tersebut tradisi mudik juga menghadirkan citranya tersendiri. Selain itu tradisi ini tidak hanya dilakukan oleh satu orang saja namun banyak orang yang pada akhirnya menimbulkan kemacetan

Mudik adalah tradisi yang menyatukan bangsa Indonesia. Tradisi ini tidak hanya milik satu golongan tertentu, tetapi dirayakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dengan berbagai macam tradisi dan budayanya.

Meskipun zaman terus berkembang, tradisi mudik diyakini akan terus lestari sebagai bagian dari identitas budaya bangsa Indonesia. Tradisi ini menjadi pengingat akan pentingnya keluarga, kampung halaman, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur.*

Kategori :