Benarkah Minum Kopi Bisa Menenangkan Pikiran atau Justru Menimbulkan Kecemasan, Simak Penjelasan Berikut Ini

Rabu 01-11-2023,10:07 WIB
Reporter : Lia Junita
Editor : Septi Maimuna

RADARUTARA.ID - Saat hati sedang gundah dan terlibat banyak masalah, seringkali seseorang menghabiskan waktunya dengan meminum kopi bersama teman tongkrongan.

Banyak yang berpendapat bahwa dengan Minum Kopi sebagian masalah mereka jadi hilang. Namun untuk sebagian orang, minum kopi dalam jumlah berlebihan sering kali dapat membuat seseorang merasa gelisah. 

Namun, pertanyaan mendasar adalah apakah asupan kafein dalam dosis tinggi ini benar-benar berdampak buruk pada kesehatan mental? Jawabannya, mungkin saja.

Menurut Susan Bowling, seorang psikolog di Women's Health Center di Wooster Branch of Cleveland Clinic, "Secara keseluruhan, kafein sering menjadi berita buruk bagi orang-orang yang mengalami kecemasan." Hal ini disebabkan oleh sifat stimulan kuat yang secara alami terdapat dalam biji kopi, yang dapat mempercepat fungsi tubuh dan memicu perasaan kecemasan.

BACA JUGA:Diet Metode Intermittent Fasting Akan Sia-sia Jika Lakukan Kesalahan Ini

Sebagian orang mungkin mengalami kesulitan membedakan perasaan yang muncul akibat konsumsi kafein dengan kecemasan sebenarnya. Menurut National Library of Medicine, tanda-tanda umum kecemasan yang bisa dipicu oleh kafein meliputi kegelisahan, perasaan gugup, sakit kepala, berkeringat, dan insomnia.

Food & Drug Administration AS mengingatkan bahwa konsumsi lebih dari 400 miligram kafein per hari, setara dengan sekitar 4-5 cangkir kopi, dapat meningkatkan risiko kecemasan dan serangan panik pada individu yang sensitif terhadap kafein. Bahkan, gangguan kecemasan yang disebabkan oleh kafein diakui sebagai subkelas dalam DSM-5 Diagnostic Manual of Mental Disorders.

Menurut Bowling, respons terhadap kafein sangat dipengaruhi oleh faktor genetika. Sebuah studi tahun 2019 yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa orang yang sensitif terhadap efek kafein cenderung memetabolisme kafein lebih lambat daripada yang lain, sehingga efeknya bertahan lebih lama dalam tubuh.

BACA JUGA:Jelang Pemilu 2024, Jangan Jadi Caleg, Jika Belum Mengetahui Ini

Konsumsi kafein secara teratur dapat menjebak kita dalam siklus yang membuat kita rentan terhadap perasaan cemas. Bowling mengatakan, "Seseorang mungkin mengalami serangan kecemasan, kesulitan tidur karena kafein, merasa berenergi di pagi hari, minum kopi untuk bangun, dan kemudian siklus ini terus berlanjut."

Untuk menilai dampak kafein pada diri sendiri, Bowling menyarankan untuk mencatat penggunaan kafein selama seminggu. Selain mencatat kopi, kita juga harus melacak sumber kafein lain yang mungkin kita konsumsi, seperti teh, minuman berenergi, soda, dan obat pereda nyeri yang dijual bebas. Menghilangkan kafein selama seminggu bisa membantu seseorang dengan kecemasan melihat perubahan dalam tingkat kecemasan mereka.

Penting untuk diingat bahwa dampak kafein pada kecemasan sangat individual, dan apa yang berlaku bagi satu orang mungkin tidak berlaku untuk yang lain. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kafein memengaruhi kita secara pribadi, kita dapat membuat pilihan yang lebih bijaksana terkait konsumsi kopi dan produk berkafein lainnya demi kesejahteraan mental kita.*

Kategori :