Pengeklaiman terhadap kepemilikan Masjid Al-Aqsa, ini berlangsung sejak tahun 1929. Kala, itu Inggris memberikan perintah atas Palestina usai Israel merdeka pada tahun 1948. Dan mereka berhasil merebut Yerusalem bagian timur yang meliputi Kota Tua dari Yordania.
Tak berhenti disitu saja, dobrakan kepada wilayah Alun-alun di Yerusalem Timur itu pun terus dilakukan oleh Israel.
Selang beberapa dekade, pembatasan akses ke Alun-alun terhadap umat muslim Palestina terjadi. Dan Israel terus menggalakkan proyek pengalian dan penggusuran kepada penduduk Palestina.
Eskalasi konflik kedua negara pun semakin meningkat. Ini, setelah di tahun 1996, Israel membuat akses pintu masuk baru di kompleks sebelah barat Masjid Al-Aqsa. Kondisi itu pun, semakin mendorong kedua negara yakni Palestina dan Israel untuk saling merebutkan Masjid Al-Aqsa.
Tak hanya disitu, kehadiran kepala oposisi sayap kanan Ariel Sharon ke Masjid Al-Aqsa pada September 2020 lalu, juga menimbulkan agresi Israel terhadap Palestina selama lima tahun. Sampai-sampai pertikaian antara Palestina dengan Israel pun, tak terhindar lagi selama tiga hari. Dan akibat pertikaian, itu sedikitnya ada 80 jiwa tewas.
Dari seluruh rangkaian konflik yang pernah terjadi, itu makan Masjid Al-Aqsa sempat ditutup untuk sementara. Tepatnya, setelah tiga warga Arab Israel melakukan gencatan senjata ke kepolisian Israel pada Juli tahun 2017, lalu.
Konflik keduanya pun, kembali memanas pada tahun 2019 akibat terlukanya puluhan penduduk Palestina. Dan polisi Israel juga sempat menembak mati dua diantaranya yang saat itu sedang melarikan diri ke menuju kompleks suci.
Praktis, di tahun 2020 konflik kedua negara ini sedikit mereda. Karena waktu, itu akses menuju Masjid Al-Aqsa ditutup akibat adanya Pandemi Covid-19.
Kemudian setelah satu tahun berlalu tepatnya di tahun 2021, kerusuhan antara polisi Israel dengan jemaah muslim sempat terjadi secara meluas selama 11 hari. Pada akhirnya, kelompok Hamas berhasil menguasai jalu Gaza, Palestina.*