Publik Bertanya, Pada Saat Peristiwa G30S PKI, Dimanakah Posisi Soekarno?

Kamis 28-09-2023,14:04 WIB
Reporter : Lia Junita
Editor : Septi Maimuna

RADARUTARA.ID - Gerakan 30 September PKI atau lebih dikenal dengan nama (G30S PKI) merupakan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Aksi tersebut terjadi pada 30 September dan dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

PKI merupakan salah satu partai tertua dan terbesar di Indonesia yang beranggotakan berbagai kalangan seperti intelektual, buruh, dan petani. Pada pemilu tahun 1955, PKI berhasil mengumpulkan 16,4 persen suara dan menempati posisi keempat di belakang PNI, Masyumi, dan NU.

Posisi Soekarno saat peristiwa G30S PKI adalah sedang menghadiri acara Musyawarah Nasional Teknik (Munastek) di Istora Senayan.

Acara tersebut diadakan oleh pimpinan Angkatan Darat dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) pada malam tanggal 30 September 1965. Soekarno tiba di acara tersebut sekitar pukul 23.00 dan berada di sana hingga acara selesai.

BACA JUGA:58 Tahun Berlalu, Inilah Sejarah Singkat dan Kronologi G30S PKI

Setelah acara selesai, Soekarno pulang ke Istana Merdeka bersama para pengawal. Namun, istri Soekarno yang bernama Haryati diberi tahu oleh Soekarno untuk tidak menunggunya malam itu dan agar tidur sendirian di rumah kediaman mereka.

Soekarno mengatakan bahwa suasana di luar terasa kurang menyenangkan dan ia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Kemudian, Soekarno dan pengawalnya kembali ke Istana dan Haryati pulang ke Slipi diiringi oleh seorang perwira dinas khusus DKP Cakrabirawa.

Di Istana, Soekarno menghubungi Haryati melalui telepon dan memberitahunya bahwa malam itu ia tidak perlu menunggu Soekarno. Setelah itu, Soekarno masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian. Istri Soekarno yang bernama Ratna Sari Dewi saat itu sedang menghadiri jamuan makan malam di Nirwana Supper Club, Hotel Indonesia.

Soekarno dan Dewi bertemu di Hotel Indonesia sekitar pukul 01.00. Kemudian, mereka bergerak ke Wisma Yaso di Jalan Gatot Subroto dan tiba di sana sekitar pukul 01.15. Soekarno menyatakan bahwa ia masih lapar, sehingga mereka makan pizza dan bermain kartu di sana. Mereka baru tidur menjelang pukul 02.00 dini hari.

BACA JUGA:Nyaris Jadi Bulan-bulanan Masa, Pelaku Perundungan Pelajar di Cilacap yang Videonya Viral Diamankan Polisi

Sementara itu, di Lubang Buaya, Letkol Untung yang merupakan Wakil Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa, sedang bersama beberapa tokoh seperti Panglima Komando Tempur II dalam Komando Mandala Siaga Brigadir Jenderal Soepardjo, Komandan Garnisun Kodam Jaya Kolonel Abdul Latief, Ketua Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman, dan asisten Sjam Supono Marsudidjojo.

Pukul 02.00, operasi yang dipimpin oleh Letkol Untung dimulai. Satuan Pasukan Tempur 30 September (Pasopati) menangkap 7 perwira tinggi Angkatan Darat dan kembali ke Lubang Buaya sekitar pukul 05.00.

Pada saat yang bersamaan, AKBP Mangil Martowidjojo menerima laporan bahwa saluran telepon ke Istana telah diputus oleh Kantor Telepon Pusat Gambir atas perintah sejumlah tentara yang mengenakan seragam hijau. Hal ini membuatnya langsung menyadari bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi dan ia berusaha untuk berada di dekat Soekarno dengan segera.

BACA JUGA:Bikin Bangga, Ternyata Hotel di Indonesia Masuk Dalam Daftar 50 Hotel Terbaik di Dunia

Setelah menerima laporan tersebut, AKBP Mangil segera pergi ke Wisma Yaso dan tiba di sana sekitar pukul 05.30. Ia juga memerintahkan anggota DKP untuk menjaga kediaman Dewi Soekarno serta mengamankan rute perjalanan dari Wisma Yaso ke Istana.

Kategori :