RADARUTARA.ID- Selama, ini mungkin kita tidak terlalu akrab dengan sistem pernikahan Poliandri. Yaitu, seorang wanita yang menikahi lebih dari satu laki-laki. Dan saru-satunya praktik Poliandri yang kita kenal hanya terjadi pada kisah Mahabarata.
Dimana telah diceritakan, seorang putri bernama Drupadi menikah dengan lima orang laki-laki yang disebut Pandawa. Pernikahan pada umumnya dipahami sebagai hubungan resmi antara laki-laki dengan seorang perempuan.
Namun di Negara Nepal justru sebaliknya, diceritakan pada sejumlah chanel Youtube bernama KabarPedia, diceritakan. Jika di sebuah desa terpencil pengunungan himalaya Puperdolpa, tradisi berbagi istri sudah berlangsung selama ratusan tahun.
Di desa, ini praktik pernikahan dikakukan dengan cara perjodohan. Dimana pihak keluarga akan memilih calon istri untuk anak laki-laki tertua di keluarga itu.
BACA JUGA:Ijazah Mbah Moen, Amalan Sederhana Ketika Didalam Rumah Ini, Bisa Membuat Rezeki Bertambah Lancar
Selanjutnya, adik laki-laki dari keluarga tersebut akan diberi kesempatan untuk menikahi istri kakaknya, alias kakak iparnya sendiri. Jika adik laki-lagi masih muda, maka istri sang kakak bertugas untuk membesarkan mereka. Dan kelak, jika sudah cukup umur. Maka si adik juga bisa berhubungan seksual dengan kakak iparnya.
Mereka percaya, dengan berbagi istri banyak hal yang berjalan lebih mudah, termasuk dalam hal pembagian harta warisan. Bahkan jika dalam satu keluarga ada beberapa laki-laki, dan mereka memiliki saudara perempuan. Maka mereka bisa menikahi saudarinya tersebut lalu, hidup bersama dalam satu rumah dan berbagi waktu untuk berhubungan intim.
Dalam tradisi mereka memang ada kecenderungan menikah dengan saudaranya sendiri. Agar harta dan tanah milik keluarga tetap dalam kekuasaan mereka.
Selain, itu kemiskinan turut menjadi alasan utama kenapa di desa, ini pernikahan sedarah menjadi sebuah tradisi. Uniknya, para lelaki di Desa Purpeldopa, ini tidak ada yang merasa cemburu jika mereka berada di rumah disaat bersamaan. Biasanya, adik laki-laki lah yang harus mengalah dan membiarkan si kakak untuk tidur dengan istrinya.
BACA JUGA:Pemilik 5 Weton Ini, Tetaplah Bekerja Keras, Karena Kalian Akan Sukses Saat Usia Diatas 40 Tahun
Begitu pasangan suami istri itu mempunyai anak, baik dari antara si perempuan dengan si kakak, maupun dengan si adik. Maka semua suami ibunya akan dipanggil ayah, tidak ada istilah paman disana. Dengan begitu, seorang anak di desa tersebut bisa punya banyak ayah hanya dengan satu ibu.
Para suami pun, tidak merasa sungkan untuk berbagi tugas dengan istri mereka untuk memasak dan merawat anak. Sementara sang istri fokus kepada pengaturan keuangan keluarga. Namun, meskipun tradisi ini sudah berlangsung cukup lama. Sebuah badan amal asal Belanda yaitu SNV memperkirakan. Bahwa tradisi, ini akan hilang dalam dua generasi mendatang.
Penyebabnya tak lain, karena zaman yang semakin modern. Masyarakat akan semakin terbuka dengan gagasan-gagasan baru yang salah satunya praktik pernikahan Monogami.*