Cerita Si Pahit Lidah yang Berkelana Sampai ke Seluma

Jumat 16-06-2023,03:00 WIB
Reporter : Rendi Bintara Yudha
Editor : Septi Maimuna

BACA JUGA:Menurut Primbon Jawa, 5 Tanggal Lahir Ini Diramal Paling Gampang Kaya dan Sukses karena Berbakat Luar Biasa

BACA JUGA:Ini Sosok Asta Dewa, Jin Tertua di Tanah Jawa yang Memiliki Perjanjian dengan Syekh Subakir

Setelah melakukan pertapaan kurang lebih selama 2 tahun, persyaratan yang diminta pun akhirnya berhasil terpenuhi, setelah itu Hyang Mahamer langsung memberika kekuatan gaib kepada pangeran serunting yakni semua kata - kata yang keluar dari mulut pangeran serunting akan menjadi sebuah kutukan.

Setelah berhasil mendapatkan kekruatan sang pangeran langsung bergegas untuk pulang, tapi dalam perjalanan pulang ia langsung mencoba keampuhan kesaktianya itu.

Lalu ketika melihat pohon tebu yang sudah menguning sang pengeran langsung mengubahnya menjadi batu dalam sekali ucapan. Dari sanalah awal mula pangeran serunting mendapat julukan si pahit lidah.

Dalam perjalanan pulang itu pula, ternyata si pahit lidah juga sempat mendatangi beberapa tempat salah satunya yakni Desa Tumbuan Kecamatan Lubuk Sandi Kabupaten Seluma. Diceritakan oleh para tetua Desa Disana, si lidah pahit pernah mengubah seekor kerbau menjadi batu.

BACA JUGA:Sangat Beruntung! Ini 6 Weton Pewaris Ilmu Rajah Kalacakra Serta Titisan Syekh Subakir yang Sakti Mandraguna

BACA JUGA:Mitos atau Fakta? Meletusnya Gunung Semeru Berkaitan dengan Perjanjian Syekh Subakir dan Sabdo Palon

Saat itu ketika dalam perjalanan pulang dan tiba di Desa Tumbuan si lidah pahit melihat para warga di sana tengah kesusahan dan ketakutan lantaran ada seekor kerbau yang sedang mangamuk dan menyerang warga. Akhirnya dengan sekali ucapan oleh si lidah pahit, kerbau tersebut langsung berubah menjadi batu.

Masyarakat Desa Tumbuan sendiri menyebut kerbau yang terkena kutukan si lidah pahit dengan sebutan Batu Kebau, dimana batu Kebau terletak di aliran sungai Desa Tumbuan, akan tetapi saat ini batu Kebau tidak bisa terlihat jelas seperti dulu lagi lantaran sudah terkiks oleh air sungai.

Tapi masyarakat setempat masih memengang erat cerita ini selalu diwariskan secara turun temurun.*

Kategori :