Tradisi Siri', Carok, Dayyuts : Perempuan dan Pembunuhan (Catatan kasus pengantin kabur dibawa mantan kades)

Kamis 05-01-2023,18:02 WIB

Catatan atas kasus pengantin perempuan yang diduga dilarikan mantan Kepala Desa di Bengkulu

Oleh : Agustam Rachman, MAPS, Pengamat Budaya, Menetap di Yogyakarta.

SEUMUR dengan peradaban umat manusia. Perkelahian atau pembunuhan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa antar lelaki dalam memperebutkan perempuan sudah ada.

Dalam Qur'an surat Almaidah 27-31, dikisahkan pembunuhan pertama kali dimuka bumi dilakukan Qabil terhadap Habil keduanya anak nabi Adam AS, karena sebab perempuan.

Ada juga istilah Siri' pada suku Bugis Makasar, Siri' adalah membela kehormatan sebagai lelaki yang kadang berujung sampai jatuhnya korban jiwa. Salah-satu penyebabnya karena istrinya diganggu lelaki lain.

Di Pulau Madura ada tradisi Carok, yaitu perkelahian dengan senjata celurit antar lelaki biasanya karena membela kehormatan diri atau keluarga. Tidak jarang Carok juga disebabkan karena soal perempuan.

BACA JUGA:Bukan Pengantin Kabur, Perempuan ini juga Selalu Menolak Malam Pertama

Ada juga pemahaman soal Dayyuts pada masyarakat Sumatera Bagian Selatan (Sumatera Selatan, Lampung dan Bengkulu). 

Istilah Dayyuts merujuk bahasa Arab yang artinya secara harafiah 'Tidak Cemburu pada Istri'. Tapi bukan berarti Cemburu buta. 

Jika seorang suami yang istrinya diganggu (dilecehkan secara seksual) oleh lelaki lain dan suaminya itu tidak membunuh si lelaki (si pelaku ) maka berlakulah Dayyuts.

Artinya si suami itu jangankan untuk masuk surga, bau surga saja tidak akan dia dapatkan.

Hal ini berdasarkan hadist nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Ahmad dan Nasa'i yang berbunyi:

"Tiga golongan yang Allah mengharamkan surga atas mereka, pencandu bir, anak durhaka kepada orang tuanya dan Dayyuts yang membiarkan kemaksiatan pada istrinya (keluarganya)".

Peristiwa pembunuhan tahun 1960 di Desa Surabaya, Kecamatan Tiga Dihaji, Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan yang saya tulis dan dimuat di media zona musi (http://zonamusi.com, 11-08-2022) dengan judul Tradisi Tumba, Pertanda Musibah Besar pada Suku Haji disebut-sebut karena alasan Dayyuts.

Di Bengkulu juga ada kisah peperangan antara Bengkulu dengan Aceh pada abad XV, hal itu terjadi karena Putri Gading Cempaka seorang putri cantik jelita dari Kerajaan Sungai Serut, Bengkulu dipaksa oleh raja Aceh untuk dijadikan selir.

Kategori :