Batanghari Bangkrut, Pabrik Karet Lainnya Hanya Beroperasi Sampai Januari 2023, Petani Makin Merana

Kamis 29-12-2022,22:35 WIB
Reporter : Septi Maimuna

BENGKULU, RADARUTARA.ID - Tutupnya pabrik pengolahan getah karet PT Batanghari Bengkulu Pratama (BBP) di Kabupaten Bengkulu Tengah, yang disebut-sebut mengalami kebangkrutan berdampak pada dirumahkannya ratusan karyawan. Selain itu toke pembeli getah karet petani juga kelimpungan lantaran harus mencari pabrik pengolahan getah karet alternatif lainnya untuk menjual getah karet yang dibelinya. 

Sayangnya, salah satu pabrik pengolahan getah karet di Provinsi Bengkulu lainnya, yakni PT Bumi Angkasa Makmur (BAM) yang diperkirakan mengalami lonjakan pasokan, ternyata tak juga mendapat pembeli atau kontrak baru dari perusahaan lain untuk menyalurkan getah karet hasil olahannya.

Seperti disampaikan Kepala Pengelolan Bahan Baku, PT BAM, Yohanes, saat ini jumlah pasokan getah karet ke pabrik PT BAM masih seperti biasanya dan tak mengalami lonjakan. Pasalnya, penjualan pabrik tersebut ke pihak luar juga belum ada peningkatan.

"Sudah ada toke yang masuk ke pabrik kami, tapi itu belum signifikan. Hanya menambah sedikit stok saja," ungkapnya.

Di sisi lain Kepala Bagian Personalia PT. BAM, Al-Akhran menyampaikan, meski ada stok getah karet baru yang masuk, hal itu tidak berdampak pada sisi penjualan. Pasalnya, PT BAM belum memiliki kontrak baru untuk menyuplai hasil olahan karet dari perusahaan ini ke perusahaan lain yang membutuhkan. 

Apalagi, bahan baku karet terus menurun drastis, manajemen perusahaan saat ini sudah menerapkan pengurangan jam kerja bagi karyawan. Ditambah, perusahaan ini juga disebut-sebut hanya akan beroperasi hingga Januari 2023 mendatang.

"Memang ada pengurangan jam kerja para karyawan, karena memang bahan baku karet yang sedikit," jelasnya. 

Menurut Al-Akhran, sudah kurang lebih 4 tahun belakangan ini, harga karet terus alami penurunan, begitupun juga dengan jumlah produksi yang ikut menurun. 

Hanya saja, lantaran PT BAM masih memiliki kontrak penjualan ke luar negeri sampai akhir Januari 2023, maka produksi masih berjalan.

Sementara itu, Wahyu salah seorang petani karet mengaku masih merasa miris dengan harga jual karet sekarang. Teranyar untuk harga di tingkat petani di kisaran Rp 6.200 per kilogram dan Rp 9.300 di pabrik. 

"Belum ada tanda-tanda mau naik harga jual getah karetnya. Sudah lebih setahun kondisi seperti ini terus," keluhnya.

Kondisi ini semakin diperparah dengan musim penghujan yang terjadi akhir-akhir ini, yang artinya akan mengurangi jumlah produksi getah karet petani. 

Padahal, sebagian besar petani hanya mengandalkan hasil getah karet untuk menyambung hidup. Untuk itu, Wahyu berharap pemerintah maupun pihak perusahaan bisa memberikan solusi atas masalah yang cukup memprihatinkan bagi sebagian besar petani karet tersebut.

"Semoga ada kebijakan baru dan solusi atas masalah menahun ini," harapnya. *

Kategori :