Fenomena Koin Jagat, Berburu Harta Karun Digital Menjadi Tren Baru

RADARUTARA.ID- Koin Jagat telah menjadi fenomena viral yang menggebrak dunia media sosial Indonesia, khususnya di platform TikTok.

Aplikasi yang menggabungkan konsep berburu harta karun digital dengan sistem hadiah uang tunai ini telah berhasil menciptakan sensasi di kalangan pengguna smartphone, terutama generasi muda.

Aplikasi ini merupakan fitur dari platform yang lebih besar bernama 'Jagat-Find Family & Friends', yang menghadirkan pengalaman unik dengan mengajak pengguna berburu koin virtual di lokasi-lokasi publik di berbagai kota besar Indonesia.

Tempat-tempat ikonik seperti Gelora Bung Karno di Jakarta dan Alun-Alun Surabaya telah menjadi hotspot para pemburu harta karun digital ini.

Sistem permainan Koin Jagat dirancang dengan tiga tingkatan koin yang berbeda: emas, perak, dan perunggu.

Setiap jenis koin memiliki nilai tukar yang berbeda, mulai dari Rp 300 ribu hingga yang paling menggiurkan, koin emas yang bisa ditukar hingga Rp 100 juta.

Meskipun aplikasi ini dapat diunduh secara gratis di Google Play Store dan App Store, pengguna perlu mencermati adanya opsi pembelian dalam aplikasi.

Untuk memulai petualangan berburu harta karun digital, pengguna perlu mengikuti beberapa langkah sederhana.

Dimulai dengan mengunduh aplikasi, membuat akun, mengaktifkan GPS, hingga mengikuti petunjuk peta untuk menemukan lokasi koin.

Setelah berhasil mengumpulkan koin, pengguna dapat menukarkannya dengan uang tunai melalui e-wallet atau rekening bank yang telah terverifikasi.

Di balik kesuksesan aplikasi ini berdiri Jagat Tech, sebuah perusahaan teknologi yang berbasis di Singapura.

Perusahaan ini memiliki visi untuk menciptakan platform sosial global yang mendorong interaksi dunia nyata dan pembangunan komunitas.

Dalam waktu singkat 5 bulan, Jagat telah mencatat lebih dari 7 juta unduhan dan mencapai posisi teratas di beberapa negara Asia.

Jagat Tech menekankan bahwa aplikasi ini bukan sekadar platform permainan, melainkan juga sarana untuk membangun koneksi sosial yang autentik.

Sumber: