Ketahui Sejarah Tempoyak, Makanan Istimewa Khas Bengkulu
Ketahui Sejarah Tempoyak, Makanan Istimewa Khas Bengkulu--
RADARUTARA.ID- Tempoyak merupakan sejenis sambal yang berasal dari fermentasi daging buah durian, dengan rasa asam pedas segar dan umumnya bisa ditemukan dalam kuliner Bengkulu.
Mungkin, nama makanan ini masih terasa asing di telinga masyarakat awam, kecuali di Pulau Sumatera. Di daerah asalnya, olahan ini paling nikmat dimasak bersama bumbu lengkap dan ikan laut. Ada pula yang memodifikasinya menjadi sambal dengan cita rasa sedap dan segar.
Bisa dikatakan tempoyak merupakan bumbu rahasia khas Sumatera yang tiada duanya. Rasa asam dari tempoyak yang segar sangat cocok dimakan bersama nasi hangat.
BACA JUGA:Keutamaan yang Didapat Jika Berwudhu Sebelum Tidur, Nomor 5 Paling Didambakan Umat Muslim
Tempoyak atau tempuyak adalah makanan khas suku Melayu yang berasal dari daging durian yang difermentasi. tempuyak juga terkenal sebagai bumbu rahasia khas Sumatera yang mempunyai cita rasa asam lantaran sudah melewati proses fermentasi.
Makanan ini membutuhkan proses fermentasi untuk mengubah karbohidrat di dalam durian menjadi karbondioksida, alkohol, serta asam amino. Di beberapa daerah di Sumatera masih memakai metode fermentasi yang masih tradisional. Tetapi, sekarang ini pembuatannya sudah memakai cara yang modern yaitu dengan bantuan ragi.
Berdasarkan KBBI, nama tempoyak bermakna daging durian yang diasamkan atau digarami. Olahan ini umumnya dipakai masyarakat di daerah Sumatera sebagai lauk pendamping nasi. Tetapi, ada pula yang mengolahnya bersama bumbu lain untuk memasaknya dengan ikan laut.
BACA JUGA:5 Menu Chatime yang Paling Enak dan Wajib Dipesan, Recomended!
Bahan dasar dari tempoyak yaitu daging durian yang sudah terlalu matang atau kualitasnya kurang baik. Tempoyak dibedakan menjadi tempoyak asam dan tempoyak asin.
Sejarah munculnya bumbu khas Bengkuku ini diperoleh dari Hikayat Abdullah. Hikayat ini menjelaskan bahwa tempuyak merupakan makanan khas masyarakat Terengganu, yaitu suku asli Melayu.
Olahan durian ini disukai baik raja ataupun rakyat biasa pada masa silam. Pada tahun 1836, Abdullah bin Abdulkadir Munsyi berkunjung ke daerah Terengganu. Beliau menjelaskan ketika itu, salah satu makanan yang paling disukai masyarakat Terengganu adalah tempuyak.
Dalam hikayat tersebut juga disebutkan bahwa panganan ini adalah makanan khas Melayu. Salah satunya di Sumatra, yang buah duriannya melimpah ruah sehingga dimanfaatkan masyarakat untuk membuat makanan khas yang lezat.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: