Mengenal 'Berasan', Tradisi Adat Pernikahan di Bengkulu

Mengenal 'Berasan', Tradisi Adat Pernikahan di Bengkulu

Mengenal “Berasan”, Tradisi Adat Pernikahan di Bengkulu--

RADARUTARA.ID - Indonesia mempunyai berbagai macam budaya dan adat-istiadat. Salah satunya yaitu provinsi Bengkulu. Adat istiadat yang kental dengan tradisi lisannya di kota Bengkulu yaitu adat-istiadat dalam pernikahan. Tradisi ini dilakukan mulai dari prosesi lamaran sampai hari pernikahan.

Dengan memakai bahasa daerah Bengkulu, setiap prosesi dilakukan secara sakral tetapi bersifat menghibur serta mengandung nilai-nilai tertentu.

Salah satu diantaranya yaitu budaya Dendang yang menjadi sebuah acara hiburan adat dalam upacara pernikahan di kota Bengkulu. Ada Beberapa rangkaian acara adat pernikahan di kota Bengkulu, acara pertama yang dilaksanakan sesudah prosesi lamaran atau bertunangan yaitu acara mufakat adik sanak yang disebut dengan Berasan.

BACA JUGA:Sedekah Rame, Upacara adat Bengkulu yang di Adopsi dari daerah Kesultanan Palembang

Acara Berasan ini merupakan kegiatan berkumpul bersama atau musyawarah adat yang dihadiri oleh tuan rumah calon mempelai wanita (kalau acara pernikahan diadakan di rumah wanita) dan para pemuka adat dan agama serta masyarakat setempat yang memiliki tujuan untuk menentukan panitia pelaksana dalam acara pernikahan yang akan dilaksanakan.

Acara ini digelar di berbagai daerah menjelang berlangsungnya acara pernikahan. Di Bengkulu bagian tengah acara ini disebut dengan Mufakat Rajo Penghulu, secara spesifik istilah Makan Ketan untuk musyawarah mufakat persiapan pernikahan di daerah Kembang Seri Talang Empat Bengkulu Tengah, sedangkan di Kabupaten Bengkulu Selatan disebut dengan Meriso Rasan.

Kemudian di Kabupaten Lebong yang juga menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu disebut dengan Basen Sesanak.  Semua  istilah itu mengandung makna yang sama, yaitu musyawarah untuk mufakat dalam penentuan panitia pelaksanaan pernikahan.  

 BACA JUGA:Cocok Disantap Saat Hujan, Ini Resep Tekwan ala Warung Makanan Khas Palembang di Arga Makmur

Di kota  Bengkulu sendiri, acara Berasan ini digelar sekitar 4 hingga 5 hari menuju  hari pernikahan yang dihadiri oleh ketua adat, ketua imam dan tokoh agama, RT, RW, serta masyarakat setempat.

Acara ini digelar pada malam hari sesudah sholat Isya, dengan tujuan untuk menentukan ketuo kerjo atau ketua panitia, jenang (juru hidang makanan), ketuo sambal (ketua bagian konsumsi, terutama hidangan lauk pauk), ketuo juwadah (ketua konsumsi) dan juga panitia lainnya.

Acara ini digelar secara terbuka memakai bahasa khas daerah Bengkulu. Tetapi seiring denganberjalannya waktu, acara ini sudah mulai memperoleh pengaruh dari budaya  lain.  Hal tersebut bisa terlihat dari penggunaan bahasa daerah Bengkulu yang sudah mulai bercampur dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah lainnya.

Dengan Berkurangnya jumlah penutur berikutnya  juga menyebabkan semakin berkurangnya  unsur sastra lisan yang terkandung di dalam bahasa pengantar saat acara Berasan ini berlangsung.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: