Asal-usul Tabot di Bengkulu, Tradisi Meriah yang Dilakukan Setahun Sekali

Asal-usul Tabot di Bengkulu, Tradisi Meriah yang Dilakukan Setahun Sekali

Asal-usul Tabot di Bengkulu, Tradisi Meriah yang Dilakukan Setahun Sekali--

RADARUTARA.ID- Di Provinsi Bengkulu ada sebuah tradisi tahunan yang digelar selama beberapa hari di bulan Muharram. Tepatnya dari tanggal 1 sampai 10 Muharram.

Tradisi ini dikenal dengan istilah Tabot. Upacara Tabot adalah kegiatan keagamaan yang dilaksanakan sebagian umat Islam di Bengkulu sebagai upaya dalam memperingati kematian Husein bin Ali bin Abi Thalib.

Upacara ini juga ditujukan sebagai penghormatan atas syahidnya cucu Nabi Muhammad SAW itu, saat dirinya wafat di perang Karbala yang berlangsung di Irak pada tahun 61 H atau 681 M silam.

BACA JUGA:100 Juta Udah dapat Mobil Baru, Maruti Suzuki Swift Tampil dengan Sensasi Hatchback Sporty dan Hemat

Penasaran bagaimana asal usul Tabot?

Upacara Tabot digelar selama 10 hari pertama di bulan Muharram, dipercaya sudah diselenggarakan sejak abad ke-14. Tradisi ini juga disebut-sebut sudah identik akan kebudayaan Bengkulu.

Di tahun 1990, Tabot ditingkatkan menjadi Pesta Budaya dan Festival Wisata khusus di Kota Bengkulu. Awalnya, Tabot cuma berisi upacara ritual saja, lalu diperkaya dengan bermavam atraksi yang memberi hiburan kepada masyarakat dan memilimi daya tarik wisatawan.

Ada juga yang berpendapat kalau perayaan Tabot di Bengkulu pertama kali digelar oleh Syeh Burhanuddin atau terkenal sebagai Imam Senggolo di tahun 1985.

BACA JUGA:Tak Hanya RK King, Mio Lawas Juga Naik Daun, Ternyata Ini Alasannya

Imam Senggolo menikah dengan wanita Bengkulu dan mempunyai anak, cucu, hingga keturunan sampai saat ini. Garis keluarga mereka inilah yang disebut-sebut sebagai keluarga Tabot. Keluarga Tabot diketahui ada 17 yang terbagi dua; keluarga Bangsal dan keluarga Imam.

Hanya merekalah yang wajib melaksanakan upacara Tabot setiap tahunnya. Sedangkan masyarakat Bengkulu lainnya yang bukan keluarga Tabot cuma sebagai penonton saja.

Selain itu, ada juga yang menduga kalau tradisi Tabot dibawa oleh para pekerja yang membangun benteng Marlborough di tahun 1718-1719 di Bengkulu.

Para pekerja tersebut didatangkan oleh Inggris dari Madras dan Bengali di bagian selatan India, yang kebetulan adalab penganut Syiah.

Dengan begitu, perayaan Tabot di Bengkulu punya kemiripan dengan upacara berkabung kalangan Syiah yang disebut dengan Takziyah.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: