Tradisi Malabuh, Memberi Makan Buaya Kuning di Banjar

Tradisi Malabuh, Memberi Makan Buaya Kuning di Banjar

Tradisi Malabuh, Memberi Makan Buaya Kuning di Banjar--

RADARUTARA.ID - Tradisi ini bermula dari sebuah kisah lama. Kala itu, di daerah Kalua, ada seorang wanita yang usia kehamilannya sudah sembilan bulan. Hanya saja, meski usia kandungan sudah sembilan bulan, namun Ia tak jua kunjung melahirkan anak yang dikandungnya.

Perutnya kian membesar, bahkan orang-orang kampung itu menduga bahwa wanita itu sedang hamil anak kembar.

Ketika genap 12 bulan, akhirnya wanita itu melahirkan. Dan benar saja, Ia melahirkan dua anak kembar.

Seorang anak manusia sedangkan yang satu lagi berwujud buaya.

Tak berbeda dengan anak buaya pada umumnya, Ia dengan lincah bergerak dan berenang di air. Setiap hari anak buaya itu berenang kesana-kemari dengan lincahnya. Tetapi, pada malam hari anak buaya itu akan kembali kepada ibunya untuk meminta air susunya.

Waktu terus berlalu, anak buaya itu semakin besar dan warnanya kini berubah menjadi kuning. Hingga masyarakat di kampung itu menjulukinya dengan nama Datu Kuning.

Kehidupan antara Datu Kuning dan orang-orang kampung itu berjalan seperti biasa. Namun perlahan-lahan, pergantian dari generasi ke generasi akhirnya membuat orang lupa akan keberadaan Datu Kuning.

BACA JUGA:Mandi Sembilan, Ikhtiar Terakhir Suku Banjar Sembuhkan Penyakit Parah

Alhasil, ketika hari hujan panas, Datu Kuning akan muncul dan bisa menyambar manusia karena kemarahannya yang dilupakan oleh sanak saudaranya.

Suatu hari, ada salah seorang keturunan Datu Kuning yang mengamuk dan meminta makan berupa "Gunung Amas Bamata Intan" -Orang-orang kebingungan menghadapi permintaan itu. Ternyata, setelah ditanya lebih lanjut, yang dimaksud dengan Gunung Amas Bamata Intan adalah makanan yang terbuat dari ketan dan dibentuk seperti gunungan atau tumpeng, dan di pucuknya diberi sebiji telur.

Makanan itu akhirnya dibuat dan dilabuh ke aliran sungai. Mulai saat itu tidak ada lagi keturunan Datu Kuning yang marah.

Sejak kejadian tersebut, setiap tahun keturunan Datu Kuning selalu diingatkan untuk malabuh atau memberi makan Datu Kuning agar anak keturunannya tak tertimpa masalah. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: