Ronjok Sayak, Tradisi Unik Masyarakat Bengkulu saat Lebaran Idul Fitri

Ronjok Sayak, Tradisi Unik Masyarakat Bengkulu saat Lebaran Idul Fitri

Ronjok Sayak, Tradisi Unik Masyarakat Bengkulu saat Lebaran Idul Fitri--

RADARUTARA.ID - Ada beraneka ragam tradisi dalam rangka menyambut Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri di Tanah Air. Bukan cuma beragam saja, banyaknya tradisi saat Lebaran Idulfitri dari berbagai daerah di Indonesia ini juga mempunyai keunikan dan maknanya masing-masing. Salah satunya di Provinsi Bengkulu, ternyata memiliku tradisi unik menyambut Idulfitri.

Tradisi unik ini disebut dengan Ronjok Sayak yang biasanya dikerjakan sesudah menunaikan sholat Isya pada 1 Syawal.

Secara umum, kata Sayak sendiri dpaay diartikan sebagai batok kelapa. Tradisi ini memakai batok kelapa kering yang disusun meninggi untuk selanjutnya dibakar.

Berdasarkan kepercayaan, tradisi Ronjok Sayak ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

BACA JUGA:Jangan Minum Kopi atau Energy Drink Saat Arus Balik Jika Tidak Ingin Hal ini Terjadi

Bahkan, tradisi ini umumnya dilakukan oleh Suku Serawai, yang menjadi suku dengan populasi paling besar kedua di Provinsi Bengkulu.

Suku Serawai banyak ditemui di Kabupaten Bengkulu Selatan, yaitu di Kecamatan Sukaraja, Seluma, Talo, Pino, Kelutum, Manna, dan Seginim

Bukan tanpa sebab, tradisi ini dikerjakan karena masyarakat Bengkulu percaya bahwa api adalah penghubung antara manusia dan leluhur yang sudah meninggal.

BACA JUGA:Berapa Harga Sepatu Adidas Sambas yang Digunakan PM Inggris Rishi Sunak?

Itu sebabnya, berbeda dengan pawai obor atau pesta kembang api yang berlangsung dengan penuh suka cita, Ronjok Sayak dalam pelaksanaannya berjalan dengan hikmat.

Saat proses pembakaran batok kelapa tersebut, masyarakat Bengkulu akan penuh hikmat memanjatkan banyak doa.

Bahkan, tradisi Ronjok Sayak juga menjadi ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.

Tradisi ini juga terkenal dengan nama lain yaitu Bakar Gunung Api.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: