Sebelum Kejadian Bocah SD yang Tersambar Petir di Air Sebayur Sempat Bermain HP, Ini Kata Polisi

Sebelum Kejadian Bocah SD yang Tersambar Petir di Air Sebayur Sempat Bermain HP, Ini Kata Polisi

Bocah SD korban disambar petir di Desa Air Sebayur--

RADARUTARA.ID- Insiden meninggalnya bocah Sekolah Dasar (SD) di Desa Air Sebayur, Kecamatan Pinang Raya, Kabupaten Bengkulu Utara yang diduga tersambar petir pada Selasa (2/4) pukul 18.20 WIB tadi, malam turut ditangani oleh jajaran Polsek Ketahun.

Dimana pasca korban diduga tersambar petir, itu dikabarkan meninggal dunia. Jajaran kepolisian dari Polsek Ketahun langsung menuju TKP dan berusaha mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi untuk memastikan peristiwa yang terjadi sebenarnya.

"Selepas kejadian, anggota langsung ke TKP untuk memastikan peristiwa yang terjadi," ujar Kapolres Bengkulu Utara, AKBP Lambe Patabang Birana, SIK, MH, melalui Kapolsek Ketahun, Iptu Freddy Simaremare, SH, melalui rilisnya kepada radarutara.id, Rabu (3/4).

BACA JUGA:Usai Buka Puasa, Bocah SD di Air Sebayur Disambar Petir, Begini Kronologinya

Diungkapkan Kapolsek, peristiwa korban diduga tersambar petir ini dilaporkan pada hari Selasa malam sekitar pukul 19.32 WIB. Dari keterangan kepala dusun (Kadun) setempat, kata Kapolsek, saat peristiwa nahas itu terjadi kondisi cuaca di wilayah Lembah Duri sedang hujan deras disertai petir.

Kala, itu korban sedang berada di ruangan dapur, sementara ayah korban ada di rumah sedang dalam persiapan berangkat kerja di perusahaan tambang. Sekira pukul 18.15 WIB lanjut Kapolsek, korban sedang bermain handphone (HP) di dalam kamar.

"Tiba-tiba suara petir terdengar dan ada suara percikan di dalam rumah. Pada saat itu juga ayah dan ibu korban juga dalam kondisi tidak sadarkan diri," jelas Kapolsek.

BACA JUGA:Antisipasi Bencana, Jalur Rawan Longsor Bakal Disiagakan Alat Berat

Selang beberapa menit, masih Kapolsek, ibu korban yang telah sadar langsung pergi ke dalam kamar untuk melihat kondisi anaknya. Dan saat dipanggil-panggil, korban justru masih dalam keadaan tidak sadarkan diri dan tak memberikan respon apapun.

"Dari situlah awal mula korban diketahui sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Seketika kedua orang tua korban yang mengetahui anaknya tidak sadarkan diri langsung berteriak minta tolong dan korban sempat dibawa ke Bidan setempat namun, nyawanya tidak tertolong alias meningal dunia," tandasnya.

Lebih jauh Kapolsek, turut prihatin atas musibah yang terjadi kepada salah satu warganya ini. Kapolsek, menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar tidak memainkan alat komunikasi (HP) disaat cuaca sedang tidak bersahabat, khususnya saat petir terjadi.

"Tentu kami turut prihatin dan berduka cita yang sangat mendalam atas musibah yang terjadi ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran. Selanjutnya kami menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak bermain alat komunikasi disaat hujan. Karena hal tersebut dapat memancing terjadinya sambaran petir," demikian Kapolsek.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: