Napak Tilas Masjid Raya Baiturrahman, Simbol Perjuangan Rakyat Aceh dan Saksi Bisu Peristiwa Tsunami 2004

RADARUTARA.ID - Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh tidak hanya menjadi pusat ibadah bagi umat Islam, tetapi juga menjadi simbol agama, budaya, dan perjuangan bagi masyarakat Aceh. 

Dengan sejarahnya yang kaya dan peranannya dalam menghadapi berbagai tantangan sepanjang sejarah, masjid ini memegang posisi yang istimewa dalam hati masyarakat Aceh.

Masjid Raya Baiturrahman dibangun pada tahun 1612 oleh Sultan Iskandar Muda sebagai simbol kebesaran Kesultanan Aceh. 

Bangunan masjid yang megah ini menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa bersejarah yang melanda Aceh, termasuk tsunami besar pada tahun 2004.

BACA JUGA:Masjid Al Ikhlas Bengkulu Tengah, Masjid Tertua di Bengkulu Berdiri Sejak 200 Tahun Silam

Selama masa penjajahan Belanda, masjid ini menjadi pusat perlawanan dan perjuangan rakyat Aceh. Bangunan masjid yang bertahan dari serangan Belanda menjadi simbol keteguhan dan semangat perjuangan rakyat Aceh dalam mempertahankan identitas dan kebudayaannya.

Masjid Raya Baiturrahman juga menjadi tempat penting dalam kehidupan masyarakat Aceh sehari-hari. 

Setiap hari, ribuan umat Muslim berkumpul di masjid ini untuk melaksanakan ibadah shalat dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya.

Khususnya pada bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah, ribuan jama'ah memadati masjid ini untuk melaksanakan ibadah sholat tarawih berjamaah.

Namun, masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan budaya dan sosial masyarakat Aceh. 

BACA JUGA:Ini Doa yang Bisa Dipanjatkan Setelah Sholat Tarawih

Berbagai acara seni dan budaya sering diadakan di sekitar masjid ini, menjadikannya sebagai pusat kehidupan sosial dan budaya masyarakat Aceh.

Dalam perjalanan sejarahnya, Masjid Raya Baiturrahman telah mengalami berbagai renovasi dan pemugaran untuk memastikan keberlangsungan dan keindahan bangunannya. 

Namun, nilai historis dan keagungan masjid ini tetap terjaga, menjadi simbol kekuatan dan kebanggaan bagi masyarakat Aceh.

Sumber: