Apa Benar, Pakai Topi Terbalik Bisa Menyelamatkan Seseorang dari Serangan Harimau? Begini Kata Pakar

Apa Benar, Pakai Topi Terbalik Bisa Menyelamatkan Seseorang dari Serangan Harimau? Begini Kata Pakar--
Menurutnya, penggunaan topeng di masyarakat India terbukti cukup signifikan menurunkan kasus serangan Harimau pada manusia.
“Ketika ada topeng menghadap ke belakang, harimau mengira orang dapat melihat posisinya, sehingga harimau tidak berani menyerang atau menyergap,” kata dia. “Tips ini banyak ditemukan pada literatur atau buku-buku konservasi satwa liar,” imbuhnya.
BACA JUGA:HGU PT Air Muring Segera Habis, Ini Tuntutan Desa Penyangga kepada Perusahaan
Kendati demikian, ia tidak bisa memastikan seberapa signifikan pemakaian topi terbalik menghadap ke belakang itu. Pasalnya, topi tidak terlalu berbentuk seperti wajah manusia yang tampak di topeng.
“Kalau topeng, ada bentukan mulut, hidung, dan mata. Jadi harimau seperti melihat wajah manusia,” pungkasnya.
Diyakini pada tahun 2000-an, masih dilansir dari Kompas.id, menurut Landscape Manager Program Bukit Barisan Selatan Wildlife Coservasition Society Indonesia Program (WCS-IP), Firdaus Affandi, tips menggunakan topi terbalik itu pertama kali muncul saat maraknya serangan Harimau di Riau pada Tahun 2000-an.
Kata dia, cara itu diketahui dari pengalaman beberapa warga yang selamat dari serangan Harimau tersebut. Masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan hutan dan perkebunan sawit kemudian banyak menerapkan tips itu supaya lolos dari terkaman hewan buas.
BACA JUGA:Siap-siap Pemerintah Akan Kembali Membuka Program Pemutihan Pajak di Bengkulu
Meskipun begitu, Firdaus, mengungkapkan bahwa manusia sebenarnya bukan mangsa Harimau. Ia, mengatakan, satwa liar itu mempunyai sifat alamiah untuk cenderung menghindar ketika mendeteksi keberadaan manusia seperti dari suara dan langkah kaki.
”Kebanyakan peristiwa penyerangan harimau ke manusia merupakan suatu kondisi kecelakan atau ketidaksengajaan,” ucap Firdaus. “Manusia kaget ketika bertemu harimau sehingga memicu reaksi dari satwa liar itu,” sambungnya.
Selain memakai topi terbalik, himbauan lainnya juga diminta kepada masyarakat menghindari aktivitas sendirian di kebun. Setidaknya berkelompok minimal tiga orang. Masyarakat juga dihimbau tidak beraktivitas di kebun pada waktu tertentu, ketika Harimau sedang menjadi agresif, yakni sejak pukul 15.00 WIab hingga keesokan paginya pukul 10.00 WIB.
Surat edaran, itu juga menyebutkan, bahwa bertemu dengan Harimau warga dihimbau tidak berjalan membelakangi hewan buas tersebut.
Dalam surat, itu juga dihimbau supaya tidak pergi ke kebun yang terdampak konflik Harimau (wilayah TN BBS) selama proses penangkapan pada 22 Februari sampai 7 Maret 2024.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: