Perusahaan Neuroteknologi Milik Elon Musk Berhasil Tanam Chip di Otak Manusia

Perusahaan Neuroteknologi Milik Elon Musk Berhasil Tanam Chip di Otak Manusia

Perusahaan Neuroteknologi Milik Elon Musk Berhasil Tanam Chip di Otak Manusia--

RADARUTARA.ID- Melalui perusahaan Neuroteknologi miliknya, Elon Musk, mengeklaim jika dirinya berhasil menanam chip di otak manusia untuk pertama kalinya. Dikatakan Elon Musk, keberadaan chip pada otak manusia bisa mengontrol gawai atau gadget cukup hanya lewat pikiran. 

Melalui cuitannya, Elon Musk, mengatakan, manusiawi pertama sudah menerima implan produk neuralink yang merupakan rintisan implan otak miliknya. Dan saat, ini pasien tersebut sudah pulih dalam kondisi baik. 

"Hasil awal menunjukkan deteksi lonjakan neuron yang menjanjikan," cuitnya via akun X @elonmusk.

BACA JUGA:BLT Mitigasi Risiko Bencana Rp600 Ribu dari Pemerintah Cair Bulan Februari 2024, Begini Cara Cek Penerimanya

Diungkapkan Elon Musk, orang pertama yang menggunakan produk ini adalah mereka yang kehilangan fungsi anggota tubuhnya. 

"[Chip] memungkinkan kontrol atas ponsel atau komputer Anda, dan melalui chip [untuk] hampir semua perangkat, hanya dengan berpikir," sambung pada cuitannya.

Bahkan Elon Musk, mengajak para netizen untuk membayangkan seorang Stephen Hawking, dapat berkomunikasi lebih cepat ketimbang juru ketik. Hawking, merupakan ahli fisika asal inggris. Akibat penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis ,(ALS) yang dideritanya sejak usia 21 tahun membuatnya lumpuh hingga harus mengandalkan kursi roda untuk menunjang kegiatannya. 

BACA JUGA:Begini Bacaan Sholawat Busyro Lengkap dengan Artinya Demi Kelapangan Hidup

Uji Coba Tanam Chip di Otak Sudah Disuarakan Sejak Tahun Lalu

Seperti dilansir dari CNN, chip tersebut dipasang melalui pembedahan di bagian otak yang mengontrol keinginan untuk bergerak. 

Pemasangan chip dilakukan oleh robot, lalu merekam dan mengirim sinyal otak ke aplikasi. Tujuannya untuk memberi orang kemampuan untuk mengendalikan kursor komputer atau keyboar hanya lewat pikirannya sendiri. 

Pasien yang dicari untuk percobaan, ini adalah mereka yang cedera tulang belakang leher atau ALS yang diarahkan untuk jadi partisipan penelitian selama enam tahun. Selanjutnya, pasien akan menjalani 18 bulan kunjungan di rumah dan klinik disusul kunjungan lanjutan selama lima tahun.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: