Rumus Rumah Tangga Adem dan Harmonis Ala Gus Iqdam, Saling Mencintai dan Rukun Hingga Akhir Hayat

Rumus Rumah Tangga Adem dan Harmonis Ala Gus Iqdam, Saling Mencintai dan Rukun Hingga Akhir Hayat

Rumus Rumah Tangga Adem Dan Harmonis Ala Gus Iqdam. Saling Mencintai Dan Rukun Hingga Akhir Hayat--

RADARUTARA.ID - Setiap umat muslim terutama lelaki pasti menginginkan membina rumah tangga yang lebih baik, tenang dan bahagia. Kebahagiaan baru bisa diperoleh dengan cara berusaha di samping dengan rezeki yang berlimpah perlu juga rasa saling menyayangi dan memiliki antar sesama dalam keluarga. 

Dalam suatu kajian Gus Iqdam menyampaikan sebuah rumus untuk mencapai kebahagiaan dalam rumah tangga, perlu digarisbawahi kebahagiaan di sini bukan hanya sekedar diukur dengan materi saja, ataupun kehormatan.

Namun kebahagiaan sejati datang dari rasa saling membutuhkan saling melengkapi dan saling mencintai. Juga menyampaikan bahwasanya kunci rumah tangga yang bahagia tidak pernah menuntut kesempurnaan.

BACA JUGA:Viral Hantu Kuyang Terbang Depan Rumah di Cileungsi Bogor, Penghuni Rumah Histeris Ketakutan, Ini Faktanya

Sebab Tidak ada manusia yang sempurna pasti akan ada kekurangan pada dirinya. Apalagi menuntut pasangan kita untuk sempurna, cinta sejati tidak pernah menuntut kesempurnaan namun ia menghargai sebuah kekurangan dan berusaha melengkapinya.

Gus Iqdam juga pernah berpesan kepada kita agar tidak menuntut sebuah kesempurnaan kepada pasangan, sebab kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Jika kamu mampu menghargai kekurangan pasanganmu maka kebahagiaan dalam rumah tanggamu pasti akan tercapai, rezeki dari Allah pasti akan muncul.

Gus Iqdam juga menyampaikan nasehat bahwasanya dalam rumah tangga yang harmonis haruslah bercermin dalam nasehat Allah SWT, nasihat tersebut tertera di dalam Alquran surah al-baqarah ayat 187 yang berbunyi:

BACA JUGA:Apa Kamu Suka Travelling? Ini 10 Mobil di Indonesia yang Paling Nyaman untuk Perjalanan Jauh

Al-Baqarah · Ayat 187

اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ ١٨٧

Latin: uḫilla lakum lailatash-shiyâmir-rafatsu ilâ nisâ'ikum, hunna libâsul lakum wa antum libâsul lahunn, ‘alimallâhu annakum kuntum takhtânûna anfusakum fa tâba ‘alaikum wa ‘afâ ‘angkum, fal-âna bâsyirûhunna wabtaghû mâ kataballâhu lakum, wa kulû wasyrabû ḫattâ yatabayyana lakumul-khaithul-abyadlu minal-khaithil-aswadi minal-fajr, tsumma atimmush-shiyâma ilal-laîl, wa lâ tubâsyirûhunna wa antum ‘âkifûna fil-masâjid, tilka ḫudûdullâhi fa lâ taqrabûhâ, kadzâlika yubayyinullâhu âyâtihî lin-nâsi la‘allahum yattaqûn

Artinya: Dihalalkan bagimu pada malam puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa.

Dalam ayat tersebut banyak sekali nasehat bagi kehidupan rumah tangga, Salah satunya ayat tersebut juga menegaskan bahwasanya istri merupakan pakaian bagi suami anak, dan suami merupakan pakaian bagi istri.

Saling menjagalah dan saling melengkapi antara suami dan istri. Jangan pernah menuntut kesempurnaan dan selalu menghargai sebuah kekurangan sebab dengan kekurangan itulah kita belajar bersyukur.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: