Kenapa Membakar Briket Arang di Dalam Ruangan Bisa Sebabkan Kematian? Ternyata ini Alasannya

Kenapa Membakar Briket Arang di Dalam Ruangan Bisa Sebabkan Kematian? Ternyata ini Alasannya

Kenapa Membakar Briket Arang di Dalam Ruangan Bisa Sebabkan Kematian? Ternyata ini Alasannya--

Setelah selesai, barbekyu, arang yang masih kondisi menyala itu dimasukkan ke dalam apartemen sebagai sumber panas. Mengingat, apartemen yang ada di jalur penerbangan bandara ini punya isolasi kebisingan menghambat sirkulasi udara alias berventilasi buruk. 

Hanya dengan tempo satu hari setelah kejadian berkumpul, itu maka pria tersebut ditemukan meninggal sedangkan rekannya kritis. 

BACA JUGA:Dewan Pers Memastikan Upaya Perlindungan Wartawan dan Keberlanjutan Media Terus Dijaga di Tahun Politik

Hasil otopsi menyebut pria tersebut menghirup karbon monoksida secara tidak sengaja dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan kematian, dengan konsentrasi CO dalam darahnya mencapai 61 persen.

Warna pucat pasca-kematian menunjukkan korban mungkin meninggal beberapa jam setelah briket yang terbakar ditempatkan di dalam apartemen.

"Kemungkinan penyebab kematian pria tersebut adalah penyakit jantung koroner yang signifikan namun tidak terdiagnosis, penyakit arteri, yang kemungkinan membuat seseorang lebih rentan terhadap toksisitas CO," ungkap Winder di Medical Journal of Australia.

Rekannya yang pingsan disebut "menghirup CO dalam jumlah yang cukup hingga menyebabkan hilangnya kesadaran." Pemulihan korban, di antaranya, mencakup beberapa gejala sisa hipoksia atau kekurangan oksigen dalam jaringan tubuh.

BACA JUGA:Alasan WHO Larang Penggunaan Vape di Seluruh Negara, Salah Satunya Bisa Mengecilkan Ukuran Buah Zakar?

Kenapa CO dari briket berbahaya?

Winder menjelaskan CO merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak menyebabkan iritasi dan "tidak memiliki sifat peringatan."

Sumber CO berhubungan dengan pembakaran tidak sempurna bahan-bahan yang mengandung karbon dalam kondisi pasokan oksigen yang terbatas.

Contohnya, tungku yang rusak, pemanas yang tidak disalurkan, kompresor, tungku pembakaran kayu, knalpot kendaraan bermotor, tukang las, peralatan berbahan bakar bensin atau solar, dan kebakaran gedung.

Ia menjelaskan CO ini punya kemampuan memicu keracunan atau toksisitas. Bentuknya, sesak napas dengan cara menghambat pengikatan oksigen ke hemoglobin (sel darah merah).

Ngerinya CO, kata Winder, adalah mempunyai afinitas atau kecenderungan membentuk ikatan dengan oksigen hemoglobin lebih dari 200 kali lipat dibandingkan oksigen.

"CO juga meningkatkan konsentrasi hem (pendarahan) sel, yang mengganggu respirasi sel, dan menyebabkan stres oksidatif dan peradangan melalui berbagai jalur," jelas Winder.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: