Mengenal Kue Bongkol, Kue Tradisional dari Bengkulu dengan Gula Aren dan Wangi Daun Suji

RADARUTARA.ID - Kue Bongkol adalah salah satu kue tradisional dari Bengkulu yang mempunyai cita rasa manis dengan proses pembuatannya yang unik.

Kue ini dibuat dari campuran santan dengan adonan tepung beras yang diletakkan di atas gula aren, lalu dibungkus dengan menggunakan daun pisang, kemudian dikukus sampai matang.

Dengan proses pengolahannya yang sederhana tetapi sangat khas, membuat Kue Bongkol menjadi salah satu hidangan yang paling disukai oleh warga Bengkulu.

Gigitan pertama Kue Bongkol akan membuat siapa saja jadi terkesima akan kenikmatan manisnya. Tekstur kuenya yang lembut dan sedikit kenyal juga menjadi daya tarik tersendiri.

BACA JUGA:Selain untuk Lalapan, Ini 7 Khasiat Daun Krokot yang Belum Banyak Diketahui, Termasuk Melancarkan Siklus Haid

Selain memiliki cita rasa yang lezat, Kue Bungkul juga mempunyai arti tradisional yang kaya. Dalam masyarakat Indonesia,

Kue Bongkol kerap menjadi bagian dari perayaan atau acara adat tertentu, diantaranya ketika ada pernikahan, khitanan, atau acara keagamaan.

Kue Bongkol juga sering menjadi bagian dari hidangan dalam upacara-upacara tersebut, sehingga memiliki nilai-nilai kebersamaan, keharmonisan, dan keramahtamahan.

BACA JUGA:Bunda! Berikut ini 7 Makanan yang Mampu Tingkatkan Daya Ingat Anak

Kue Bongkol juga menjadi salah satu warisan kuliner Indonesia yang harus dilestarikan. Karena di zaman yang sudah modern ini, banyak kuliner tradisional yang mulai terlupakan dan tergantikan oleh makanan instan atau kuliner dari luar negeri.

Maka dari itu, Kue Bongkol merupkan simbol penting dari warisan budaya kuliner Indonesia yang beragam dan unik.

Proses pembuatan kue bongkol yang menggunakan santan, tepung beras, gula aren, daun pisang, dan pengukusan sehingga memberikan kesan yang unik pada kue ini.

Rasa manis dari gula aren yang beradu dengan lembutnya adonan tepung beras serta keharuman dari daun pisang menciptakan kenikmatan yang tak terlupakan di setiap gigitannya.*

Sumber: