Serba Serbi Mie Instan: Mana yang Lebih Berbahaya, Mi atau Bumbunya?
Serba Serbi Mie Instan: Mana yang Lebih Berbahaya, Mi atau Bumbunya?--
RADARUTARA.ID - Semua oranb pasti suka mi instan. Pasti ada banyak orang yang sulit untuk menolak makanan yang satu ini. Mi instan kerap menjadi makanan alternatif ketika perut sedang lapar atau ketika kondisi darurat.
Namun apakah kamu tahu, bumbu pada makanan instan ini kerap dianggap lebih berbahaya dibanding dengan mi itu sendiri. Apakah hal ini benar?
Sebelumnya, kita akan membahas terlebih dahulu mengenai kandungan gizi yang ada dalam mi instan ini. Sebagian besar mi instan mengandung karbohidrat yang asalnya dari tepung.
Kalori yang ada di dalam mi instan tentu akan berbeda-beda setiap merek. Namun, rata-rata mi instan mengandung 300 sampai 500 kkal.
Mengkonsumsi mi instan secara berlebihan, lalu ditambah lagi dengan makanan lain yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, akan menaikkan berat badanmu.
Menurut ahli gizi yang bernama Mochammad Rizal, menyebutkan, pengawet dan penyedap rasa yang ada di dalam mi instan sudah disesuaikan takarannya. Jadi, sebenarnya jika dikonsumsi dalam jumlah yang normal masih tergolong aman saja.
Jika membahas mengenai bahaya bumbu mi instan, penyedap rasa yang terkandung di dalamnya busa dikatakan cukup tinggi. Dalam Mi instan terkandung penyedap rasa di atas 1000 mg per saji.
BACA JUGA:Cara Membuat Kuteks Alami dari Minyak Zaitun, Bebas Alergi, Kuku Sehat dan Cantik
Sementara, kebutuhan rata-rata orang per hari yaitu sebesar 2000 mg. Sehingga konsumsinya wajib diatur.
Hal ini sebemarnya masih bisa disiasati, dengan cara hanya menggunakan setengah dari total bumbu mi instan. Dengan tujuan untuk mengurangi asupan natrium dalam tubuh.
Tetapi, bumbu mi isntan bisa berbahaya untuk orang yang mengidap hipertensi. Sehingga, alangkah baiknya pengidap hipertensi lebih waspada ketika ingin mengkonsumsi mi instan.
Selama dikonsumsi dengan jumlah yang normal, tentuk tidak ada masalah. Namun jika dikonsumsi dengan berlebihan setiap hari, maka akan meningkatkan risiko bermacam penyakit, terutama hipertensi.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: