Program Ketahanan Pangan Sektor Hewani di Talang Arah Surplus, Sektor Nabati Gagal Panen, ini Penyebabnya

Program Ketahanan Pangan Sektor Hewani di Talang Arah Surplus, Sektor Nabati Gagal Panen, ini Penyebabnya

Sigit/RU.ID- Tanaman singkong dan pisang program ketahanan pangan di Desa Talang Arah yang rusak dan gagal panen akibat faktor kemarau dan serangan hama hewan ternak liar--

RADARUTARA.ID- Pemerintah Desa Talang Arah, Kecamatan Putri Hijau berhasil surplus atau sukses dalam merealisasikan program ketahanan pangannya di sektor hewani.

Kondisi, ini dibuktikan lewat agenda panen perdana pada sektor budidaya ikan lele yang dilaksanakan oleh Pemdes Talang Arah pada tanggal 7 Oktober 2023 dan akan dilanjutkan dengan agenda panen kedua yang diagendakan pada akhir bulan Desember 2023 mendatang.

Namun di tengah keberhasilan Pemdes Talang Arah menyukseskan program ketahanan pangan di sektor hewani, ini. Pada sektor lainnya, Pemdes Talang Arah harus mengakui. Bahwa kegagalan menimpa program ketahanan pangannya di sektor nabati yang fokus kepada tanaman singkong dan pisang.

Ini, terjadi setelah ratusan batang tanaman program ketahanan pangannya di sektor tanaman singkong dan pisang, harus rusak dan menyebabkan gagal panen.

"Untuk program ketahanan pangan kita di budidaya ikan tawar atau hewani alhamdulillah bisa surplus. Tapi disektor nabati yakni budidaya tanaman singkong dan pisang, kita gagal panen," ungkap Kades Talang Arah, Ramdani.

BACA JUGA:Alokasi Kinerja Dana Desa Rp128 Juta Harus Terserap Tahun ini, Berikut Skala Prioritas Penggunaannya

Dijelaskan Ramdani, program ketahanan pangannya di sektor nabati menjadi gagal. Karena faktor dari dampak cuaca kemarau ekstrim yang memicu kekeringan dan diperparah oleh hama berupa hewan ternak sapi yang diliarkan.

"Cuaca panas yang menyebabkan kekeringan menjadi salah satu faktor. Ditambah, gangguan ternak sapi liar yang berasal dari wilayah perkebunan PT Agricinal," ungkapnya.

Ramadani, sendiri sangat menyangkan adanya gangguan ternak sapi liar yang berasal dari lingkungan PT Agricinal itu. Padahal kata Ramdani, jauh hari sebelum program ketahanan pangan nabati di desanya yang berlokasi di afdeling 1 PT Agricinal seluas 2 hektaran, itu dilaksanakan.

Pemdes sudah berusaha menghimbau dan meminta kerjasama kepada managemen perusahaan untuk mendukung program kerja desa dengan tidak melepas liarkan ternak sapi yang ada di lingkungan perusahaan.

"Sudah kita himbau dan mohon kerjasamanya. Tapi kenyataannya, ternak sapi yang berasal dari lingkungan perusahaan itu masih dibiarkan liar. Otomatis ternak-ternak itu masuk dan memakan tanaman milik desa. Dan kondisi, ini semakin memperparah tantangan kita dalam menghadapi dampak kemarau ekstrim," tandasnya.


Kondisi tanaman milik Desa Talang Arah yang gagal panen--

Tentu lanjut Kades, peristiwa-peristiwa yang dinilai merugikan desa, ini akan menjadi catatan dan evaluasi bagi desa kedepannya.

Ramdani berharap, perusahaan setempat agar dapat mendukung program kerja yang dilaksanakan desa dengan mencegah ternak-ternak yang masih diliarkan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: