Sering Berpindah Tempat, Suku Punan Batu Sang Penjaga Rimba di Kalimantan

Sering Berpindah Tempat, Suku Punan Batu Sang Penjaga Rimba di Kalimantan

Sering Berpindah Tempat, Suku Punan Batu Sang Penjaga Rimba di Kalimantan--

RADARUTARA.ID- Di Indonesia terdapat Suku Punan Batu, dimana suku ini merupakan salah satu rumpun dari suku Dayak. Suku yang dikenal Sang Penjaga Rimba itu bisa ditemukan  di kawasan Sungai Sajau dan Gunung Benau, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. 

Saat ini jumlah penduduk Suku Punan Batu hanya menyisakan 98 jiwa. Mereka tinggal di gua atau liang digunung Benau. Terkadang mereka berpindah-pindah mengikuti siklus migrasi hewan dan siklus tumbuhan di hutan, tercatat ada 14 liang yang mereka huni.

Untuk mempertahankan hidup, kehidupan mereka sangat bergantung dengan hutan, mulai dari makanan dan tinggal semuanya berasal dari tumbuhan di Hutan.

Sejak zaman leluhur, hutan sudah menjadi rumah bagi Orang Punan Batu. Hampir seluruh aspek kehidupan Punan Batu tidak lepas dari hutan; hutan menjadi sumber makanan, obat-obatan, dan tempat tinggal. 

BACA JUGA:Terbaru! Saldo BPJS Ketenagakerjaan Ternyata Bisa Dicairkan Walaupun Masih Berstatus Karyawan

Selain menjadi sumber kehidupan, mereka juga menjaga hutan, layaknya menjaga kehidupan suku Punan Batu.

Sejak era kolonial, Punan lainnya telah dimukimkan ke desa-desa di luar hutan sehingga tidak lagi nomaden atau berburu untuk bertahan hidup.

Punan berbeda dengan Dayak yang merupakan istilah untuk masyarakat asli Kalimantan lainnya yang hidup dalam tradisi berladang. Perbedaan itu tidak memiliki genetika austronesia seperti Dayak dan masyarakat lain dengan kebiasaan bercocok tanam.

BACA JUGA:Usai Menjabat, Presiden Bakal Terima Rumah Pensiunan, Berikut Aturan dan Fasilitasnya

Fakta itu muncul dalam kolaborasi riset lintas negara selama 2018-2019 yang dilakukan Pradiptajati bersama sejumlah peneliti dan organisasi, termasuk Lembaga Eijkman yang dibubarkan pemerintah akhir tahun lalu.

Mereka hanya tinggal selama delapan sampai sembilan hari di satu goa atau pondok. Setelahnya, mereka berjalan ke goa atau pondok lainnya, yang rata-rata berjarak 4,5 kilometer.

Sejumlah temuan tentang Punan Batu, itu lebih kuat dibandingkan kelompok pemburu-peramu Mlabri di Thailand, Guaja di Amazon, dan Siriono di Bolivia, yang disebut sempat beralih ke cara hidup berladang.

Suku Punan Batu terus berpindah, berburu untuk mendapat makanan. Mereka tidak pernah menguasai teknik menanam maupun memelihara ternak.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: